SELAMAT DATANG

"Selamat Datang di blog saya, semoga blog ini dapat bermanfaat bagi anda"

30 September 2024

KETERKAITAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL DENGAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Pembelajaran Sosial Emosional

 

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) atau Social Emotion Learning (SEL): adalah pendekatan pembelajaran yang memperhatikan aspek sosial dan emosional peserta didik.

Tujuan Pembelajaran Sosial dan Emosional: Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang sehat.

Kompetensi Pembelajaran Sosial Emosional

Menurut Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL), ada lima kompetensi inti dalam pembelajaran sosial emosional, yaitu:

  1. Kesadaran diri (self-awareness): Kesadaran diri atau self-awareness adalah kemampuan seseorang dalam mengenali emosi, pikiran, nilai, dan diri sendiri secara akurat. Siswa yang memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi dapat mengenali keterkaitan antara perasaan, tindakan, dan pikiran yang dilakukan. Siswa juga memiliki kesadaran diri yang tinggi terkait kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sehingga tingkat percaya diri, mindset, dan memiliki rasa optimis yang sangat kuat.
  2. Manajemen diri (self-management): Kompetensi manajemen diri atau self-management berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengelola emosi, pikiran, dan perilaku di berbagai situasi. Kemampuan ini juga berhubungan dengan cara siswa menangani stres, mengontrol keinginannya, dan bertahan saat menghadapi tantangan.
  3. Kesadaran sosial (social awareness): Kesadaran sosial atau social awareness adalah kemampuan yang berkaitan dengan empati. Siswa yang memiliki empati yang tinggi mampu memahami, menghormati, dan menempatkan diri pada posisi orang lain yang mungkin berasal dari latar belakang atau budaya yang berbeda darinya.
  4. Kemampuan berinteraksi sosial (relationship skills): Kompetensi ini berkaitan erat dengan kemampuan berkomunikasi dan mendengarkan siswa. Siswa yang pandai berkomunikasi dapat membangun dan memelihara hubungan yang sehat dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Mereka juga mampu mendengarkan dan mampu berkomunikasi dengan orang lain, menyelesaikan konflik secara damai, dan mengetahui kapan harus meminta atau menawarkan bantuan. Kompetensi ini akan sangat
  5. Pengambilan keputusan bertanggung jawab (responsible decision-making): Kompetensi dalam pembelajaran sosial emosional lainnya adalah pengambilan keputusan bertanggung jawab(responsible decision-making). Kompetensi ini berkaitan dengan mengidentifikasi masalah, menganalisis informasi, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil.

Kompetensi yang dimiliki oleh siswa melalui pembelajaran sosial emosional menghasilkan suatu keterampilan sosial emosional. Keterampilan ini mengacu pada kemampuan yang dimiliki individu untuk mengelola emosi mereka, memahami emosi orang lain, dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain dalam konteks sosial. Keterampilan ini penting untuk kesejahteraan pribadi, keberhasilan akademis, dan pencapaian profesional. Keterampilan ini meliputi kesadaran diri, manajemen atau pengaturan diri, kesadaran sosial, keterampilan hubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

 

Profil pelajar Pancasila

 

Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik.

Sebagaimana dikutip dari Pusat Kolaborasi Kemdikbud, pembelajaran sosial dan emosional (PSE) atau social Emotional Learning (SEL) memiliki peran penting dalam membentuk profil pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila merupakan ciri-ciri dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Profil ini terdiri dari enam dimensi, yaitu:

  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
  2. Mandiri
  3. Bergotong-royong
  4. Berkebinekaan global
  5. Bernalar kritis
  6. Kreatif

 

Keterkaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Profil Pelajar Pancasila

 



Perubahan zaman yang sarat akan tantangan, pendidikan bukan lagi sekadar membekali generasi muda dengan pengetahuan akademis semata. Lebih dari itu, pendidikan harus menjadi wadah untuk menumbuhkan karakter kuat, berbudi pekerti luhur, serta memiliki kemampuan beradaptasi dan berkolaborasi.

Inilah esensi dari Profil Pelajar Pancasila, sebuah visi pendidikan yang bertujuan membentuk individu-individu unggul yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan sosial.

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) muncul sebagai salah satu pendekatan inovatif yang memiliki kaitan erat dengan penguatan Profil Pelajar Pancasila.

PSE tidak hanya memberikan pengetahuan tentang emosi dan interaksi sosial, tetapi juga mengajarkan keterampilan penting seperti mengenali dan mengelola emosi, membangun hubungan positif, mengambil keputusan yang bertanggung jawab, serta mengembangkan empati dan kepedulian terhadap sesama.

Pembelajaran sosial emosional di Satuan Pendidikan atau sekolah dilakukan untuk menghasilkan Budaya Satuan Pendidikan yang menampilkan nilai dsn norma Pancasila bagi semua unsur terkait dalam satuan pendidikan tersebut. Pembelajaran sosial emosional di satuan Pendidikan dilaksanakan melalui:

·       Pembelajaran Intrakurikuler: Integrasi SEL dalam pembelajaran membantu peserta didik memahami nilai-nilai Pancasila dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

·       Ekstra Kurikuler: Integrasi SEL dalam kegiatan ekstrakurikuler membatu siswa memahami nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan-kegiatan tertentu.

·       Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Projek lintas disiplin ilmu yang kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat atau permasalahan di lingkungan satuan pendidikan.

Penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran sosial dan emosional membentuk karakter dan kemampuan peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Dengan pendekatan ini, kita dapat menciptakan generasi yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

 

Pembelajaran sosial emosional dilakukan untuk mengelola diri dalam menjalani kehidupannya, dan menghasilkan suatu kompetensi yang memberi manfaat untuk, meningkatkan kompetensi: prestasi akademik, kesadaran diri dan rasa percaya diri, empati terhadap orang lain, keterampilan membangun hubungan baik, dan mengurangi tekanan emosional.

Pembelajaran sosial emosional menghasilkan kompetensi yang dimiliki siswa dengan selalu menunjukkan nilai-nilai Pancasila yang merupakan bentuk dari Profil Pelajar Pancasila dalam menjalani kehidupannya.

Berikut nilai-nilai Pancasila yang akan dimiliki siswa sebagai Profil Pelajar Pancasila yang dihasilkan melalui pembelajaran sosial emosional:

·       Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: PSE menanamkan nilai-nilai moral dan etika sejak dini, membantu siswa memahami pentingnya menghormati keyakinan orang lain, bertindak jujur dan adil, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan.

·       Berkebinekaan Global: PSE mengajarkan siswa untuk menghargai perbedaan, memahami keragaman budaya, serta mengembangkan sikap toleransi dan inklusif. Siswa belajar untuk berinteraksi secara harmonis dengan individu dari latar belakang yang berbeda, mempersiapkan mereka untuk menjadi warga dunia yang terbuka dan inklusif.

·       Bergotong Royong: PSE melatih siswa untuk bekerja sama dalam tim, menghargai kontribusi setiap anggota, serta menyelesaikan konflik secara konstruktif. Melalui kegiatan kolaboratif, siswa belajar untuk saling mendukung, berbagi tanggung jawab, dan mencapai tujuan bersama.

·       Mandiri: PSE membantu siswa mengembangkan kemandirian emosional dan sosial. Siswa belajar untuk mengenali kekuatan dan kelemahan diri, mengatur emosi secara efektif, serta mengambil keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan pertimbangan yang matang.

·       Bernalar Kritis: PSE mendorong siswa untuk berpikir secara kritis dan reflektif terhadap emosi dan interaksi sosial. Siswa belajar untuk menganalisis situasi, mengevaluasi informasi, serta mengambil keputusan berdasarkan penalaran yang logis dan etis.

·       Kreatif: PSE merangsang kreativitas siswa dalam mengekspresikan emosi dan membangun hubungan sosial. Siswa belajar untuk mengembangkan ide-ide baru, mencari solusi inovatif, serta mengkomunikasikan gagasan secara efektif.

 

Implementasi PSE dalam Konteks Pendidikan

Penerapan PSE dalam lingkungan pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Guru dapat mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional ke dalam mata pelajaran yang ada, menciptakan iklim kelas yang positif dan mendukung, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk berlatih keterampilan sosial emosional dalam situasi nyata.

Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat menggunakan cerita atau puisi untuk membahas emosi karakter dan bagaimana mereka mengatasi konflik. Dalam pelajaran Matematika, guru dapat mengajarkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah.

Dalam pelajaran Seni, siswa dapat mengekspresikan emosi mereka melalui lukisan atau musik.

Selain itu, sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial emosional, seperti klub debat, drama, atau kegiatan sosial.

Sekolah juga dapat mengundang pembicara tamu untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pentingnya kecerdasan emosional dan sosial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar