SELAMAT DATANG

"Selamat Datang di blog saya, semoga blog ini dapat bermanfaat bagi anda"

21 Oktober 2024

Daftar Menteri Kabinet Merah Putih



Menteri Kabinet Merah Putih, dilantik pada tanggal 21 Oktober 2024.

Berikut daftar menteri dalam Kabinet Merah Putih:

Menteri Koordinator


1. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan: Budi Gunawan

2. Menteri Koordinator Bidang Hukum Ham, Imigrasi dan Kemasryakatan: Yusril Ihza Mahendra

3. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Airlangga Hartarto

4. Menteri Koordinator Bidang Pangan: Zulkifli Hasan

5. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Pratikno

6. Menteri Koordinator Bidang Pemerdayaan Masyarakat: Muhaimin Iskandar

7. Menteri Kordinator Bidang infrastruktur dan Pembangunan kewilayahan: Agus Harimurti Yudhoyono


8. Menteri Sekretaris Negara: Prasetyo Hadi

9. Menteri Pertahanan: Sjafrie Sjamsoeddin

10. Menteri Dalam Negeri: Tito Karnavian

11. Menteri Luar Negeri: Sugiono

12. Menteri Agama: Nasaruddin Umar

13. Menteri Hukum: Supratman Andi Agtas

14. Menteri Hak Asasi Manusia: Natalius Pigai

15. Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan: Agus Andrianto

16. Menteri Keuangan: Sri Mulyani

17. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah: Abdul Mu'ti

18. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi: Satrio Sumantri Brodjonegoro

19. Menteri Kebudayaan: Fadli Zon

20. Menteri Kesehatan: Budi Gunadi Sadikin

21. Menteri Sosial: Saifullah Yusuf

22. Menteri Ketenagakerjaan: Yassierli

23. Menteri Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/Kepala BP2MI: Abdul Kadir Karding

24. Menteri Perindustrian: Agus Gumiwang Kartasasmita

25. Menteri Perdagangan: Budi Santoso

26. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Bahlil Lahadalia

27. Menteri Pekerjaan Umum: Raden Dodi Hanggodo

28. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman: Maruarar Sirait

29. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal: Yandri Susanto

30. Menteri Transmigrasi: Iftitah Suryanegara

31. Menteri Perhubungan: Dudy Purwagandhi

32. Menteri Komunikasi dan Digital: Meutya Hafid

33. Menteri Pertanian: Amran Sulaiman

34. Menteri Kehutanan: Raja Juli Antoni

35. Menteri Kelautan dan Perikanan: Sakti Wahyu Trenggono

36. Menteri Agraria dan Tata Ruang: Nusron Wahid

37. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional: Rachmat Pambudy

38. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Rini Widiantini

39. Menteri Badan Usaha Milik Negara: Erick Thohir

40. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Berencana Nasional: Wihaji

41. Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup: Hanif Faisol

42. Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Kepala Badan Penanaman Modal: Rosan Roeslani

43. Menteri Koperasi: Budi Arie

44. Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah: Maman Abdurrahman

45. Menteri Pariwisata: Widianti Putri

46. Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif: Teuku Riefky Harsya

47. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Arifatul Choiri Fauzi

48. Menteri Pemuda dan Olahraga: Dito Ariotedjo

Selanjutnya Kementerian dan lembaga yang tidak di bawah koordinasi Menko:

49. Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin

50. ⁠Kepala BIN Muhammad Herindra

51. Kepala Staf Kepresidenan Letjen (Purn) AM Putranto

52. ⁠Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi

53. ⁠Sekretaris Kabinet Teddy Indrawijaya


06 Oktober 2024

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL DALAM PENDIDIKAN



Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) atau Social Emotional Learning (SEL) dalam pendidikan menjadi hal penting untuk dipahami oleh seorang guru, karena dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya bergantung pada aspek inteligensi atau kemampuan kognitif saja, tetapi juga dipengaruhi aspek perkembangan emosi dan sosial.

Jika Anda bekerja di bidang pendidikan, tidak mengherankan jika fokusnya telah meluas melampaui mata pelajaran akademis tradisional hingga mencakup pengembangan individu secara holistik. Pembelajaran sosial-emosional telah muncul sebagai komponen penting pendidikan, yang menekankan pengembangan keterampilan hidup yang penting di luar buku teks dan ruang kelas.

Intelegensi atau kemampuan kognitif bukanlah satu-satunya aspek yang mempengaruhi perilaku anak terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitarnya. Ada aspek lain juga yang berperan penting terhadap proses pembelajaran anak, yaitu perkembangan sosial emosional.


Pengertian Pembelajaran Sosial Emosional

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) atau juga dikenal dengan nama Social Emotional Learning (SEL) adalah sebuah metode yang membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dalam mengelola emosi, membangun hubungan yang sehat, menetapkan tujuan, dan mengambil keputusan dalam hidupnya. Pembelajaran ini sangat penting diajarkan pada siswa sejak dini karena dapat mempengaruhi kesuksesannya di sekolah, pekerjaan, dan kehidupan sosial.

Pembelajaran sosial emosional atau dikenal juga dengan nama social emotional learning (SEL) merupakan sebuah metode yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan kesadaran diri, pengendalian diri, dan keterampilan interpersonalnya.

Sosial Emosional Learning atau SEL adalah proses pembentukan diri yang berkaitan dengan kesadaran diri, kontrol diri dan kemampuan relasi. Kenapa SEL sangat penting? Karena proses ini akan membantu kehidupannya baik di sekolah, lingkungan kerja atau bermasyarakat.
Perlu Anda tahu bahwa orang yang punya sosial emosional yang baik jauh lebih bisa:Menerima dan melakukan tantangan, misalnya dalam bekerja.
Lebih mudah untuk belajar.
Bersikap professional.
Bersosialisasi

Jadi, pembelajaran SEL ini tidak hanya fokus pada kemampuan anak dalam jangka waktu dekat tetapi juga jangka panjang. Tidak mengherankan jika saat ini banyak pihak terutama sekolah yang kemudian menerapkan SEL dalam pembelajaran anak.


Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional

Dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional diperlukan kerja sama yang baik seluruh komunitas sekolah agar tujuan dari pembelajaran ini tercapai. Adapun tujuan SEL adalah sebagai berikut:
  • Memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa tentang diri sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
  • Membantu siswa dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang akan membantu mereka dalam memahami emosi yang dirasakan, mengembangkan identitas mereka, dan menetapkan tujuan.
  • Mengurangi stress dan tekanan yang dialami dalam proses belajar.
  • Siswa mampu mencapai kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup dengan keseimbangan antara kompetensi akademik dan sosial emosional
Dengan demikian, tujuan utama pembelajaran sosial dan emosional adalah untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam membangun dan memelihara hubungan yang sehat melalui pembentukan lingkungan yang aman, positif, dan saling menguntungkan. Pembelajaran sosial emosional dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan emosi dan sosialnya yang diperlukan untuk menjadi individu yang baik untuk mengembangkan kebersamaan, empati, kepercayaan diri, dan mengelola emosi mereka dengan baik sehingga mereka bisa menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih baik.


Manfaat Menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa apabila sekolah menerapkan pembelajaran sosial emosional. Apa saja manfaatnya?
  1. Meningkatkan prestasi akademik: Melansir dari The Circle Education, pembelajaran sosial emosional dapat meningkatkan prestasi akademik siswa. Hal ini dikarenakan, ketika siswa merasa didengarkan dan dihormati di kelas, mereka dapat lebih mudah fokus pada pembelajaran dan merasa percaya diri dengan kemampuan mereka. SEL juga membuat perilaku siswa di sekolah menjadi lebih baik, meningkatkan kehadiran mereka di sekolah, dan memotivasi mereka untuk belajar.
  2. Meningkatkan kesadaran diri dan rasa percaya diri: Social emotional learning juga dapat meningkatkan kesadaran diri dan rasa percaya diri siswa. Sebab, SEL mendorong perubahan perkembangan di mana siswa yang biasanya bergantung pada orang lain dalam memutuskan bagaimana mereka bertindak dan bersikap, kini lebih percaya diri untuk menentukan arah mereka sendiri. Pembelajaran ini memungkinkan anak-anak untuk membangun rasa percaya diri dan percaya terhadap diri sendiri. Selain itu, pembelajaran sosial emosional juga meningkatkan kesadaran diri remaja dengan mengajari mereka untuk memperhatikan bagaimana tindakan dan keputusan mereka memengaruhi diri mereka sendiri dan orang lain.
  3. Meningkatkan empati terhadap orang lain: Empati adalah kemampuan seseorang dalam memahami perasaan dan perspektif orang lain. Empati juga sering dianggap sebagai keterampilan sosial inti. Sayangnya, kemampuan berempati sering diabaikan dalam kurikulum sekolah. Dengan menerapkan pembelajaran sosial emosional, akan mendorong siswa untuk mempertimbangkan perspektif dan perasaan teman sebaya, guru, dan orang tua mereka. Mempraktikkan empati adalah pintu gerbang untuk membangun keterampilan penting lainnya seperti penyelesaian konflik, komunikasi yang sehat, dan kebaikan terhadap orang lain.
  4. Meningkatkan keterampilan membangun hubungan baik: Pembelajaran sosial emosional juga meningkatkan keterampilan siswa dalam membangun hubungan yang baik dan sehat. Ketika siswa belajar menempatkan diri pada posisi orang lain dan melatih empati, mereka juga menjadi lebih terampil dalam membangun dan memelihara hubungan dengan baik. Ini berlaku dalam hal mengetahui bagaimana menjadi teman yang baik, mengenali emosi orang lain, dan terlibat dalam penyelesaian konflik. Pembelajaran ini juga mengajarkan siswa bagaimana cara bekerja sama yang baik dengan orang lain dan melatih kerja sama tim. Keterampilan bekerja sama yang baik tidak hanya bermanfaat untuk siswa di kelas saja, tapi juga dalam lingkungan sosial dan dunia kerja nantinya.
  5. Mengurangi tekanan emosional: Menerapkan pembelajaran sosial emosional dapat mengurangi tekanan emosional yang dirasakan oleh siswa. Sebab, pembelajaran ini membekali siswa dengan kemampuan dalam mengatur diri sendiri, serta mengelola dan mengatasi emosi sehingga rasa cemas, depresi, dan stres yang dirasakan siswa dapat berkurang.


Kompetensi Pembelajaran Sosial Emosional



Menurut Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL), ada lima kompetensi inti dalam pembelajaran sosial emosional, yaitu:

1. Kesadaran diri (self-awareness)

Pilar pertama adalah kesadaran diri, kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi, kekuatan, dan area untuk berkembang. Individu dengan kesadaran diri yang kuat lebih siap untuk menavigasi kompleksitas kehidupan. Mereka dapat mengidentifikasi bagaimana emosi memengaruhi pikiran dan tindakan mereka. Melalui pola pikir berkembang, mereka dapat mengatasi tantangan. Perjalanan menemukan jati diri menyiapkan panggung untuk pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai dan aspirasi pribadi.
Kesadaran diri atau self-awareness adalah kemampuan seseorang dalam mengenali emosi, pikiran, nilai, dan diri sendiri secara akurat. Siswa yang memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi dapat mengenali keterkaitan antara perasaan, tindakan, dan pikiran yang dilakukan.
Siswa juga memiliki kesadaran diri yang tinggi terkait kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sehingga tingkat percaya diri, mindset, dan memiliki rasa optimis yang sangat kuat.
Self awareness berkaitan dengan kemampuan untuk mengenali diri secara akurat mengenai emosi, pikiran dan nilai atau value diri. Seseorang yang memiliki kesadaran tinggi yang tinggi mampu mengenali keterkaitan antara perasaan, tindakan dan pikiran yang dilakukan.
Orang yang punya kesadaran diri yang tinggi akan mampu menilai secara akurat kekuatan dan keterbatasan diri. Alhasil, tingkat percaya dirinya, mindset, optimisnya sangat kuat. Karena hal tersebut, kesadaran diri perlu ditanamkan sejak kecil untuk membantu tumbuh kembang anak.
Kemampuan yang berkaitan dengan kesadaran diri, yaitu:
  • Mengidentifikasi emosi: seseorang harus mengidentifikasi emosi yang dimiliki karena mosi ini berkaitan erat dengan aktivitas yang dilakukan. Jika tak mampu mengidentifikasi diri dan mengontrolnya, seseorang akan kesulitan untuk beraktivitas dan bersosialisasi.
  • ­Self-perception yang akurat karena pada dasarnya kesadaran diri berkaitan dengan diri sendiri. Anak perlu mengenali bagaimana dirinya, apakah baik atau buruk. Dengan begitu, anak akan paham dan mengerti dirinya sendiri dan mengontrol dirinya termasuk tingkah lakunya.
  • Mengenali keunggulannya karena masing-masing anak memiliki keunggulan yang berbeda. Mengenali sisi plus dari anak bisa membantu perkembangan sosial emosinya. Jadi, anak bisa fokus pada keunggulan yang ada di dirinya dan bukan fokus kekurangan.
  • Memiliki kepercayaan diri yang akan sangat berpengaruh untuk kehidupan sosialnya. Misalnya berinteraksi dengan orang lain.
  • Memiliki keyakinan diri untuk mencapai tujuan dengan kemampuan yang dimiliki.
2. Manajemen diri (self-management)

Berlandaskan kesadaran diri, manajemen diri adalah kompetensi yang memberdayakan individu untuk mengatur emosi, pikiran, dan perilaku mereka secara efektif. Hal ini melibatkan pengembangan strategi untuk manajemen stres, pengendalian impuls, dan penetapan tujuan. Anak-anak dan orang dewasa yang mengelola perasaan mereka lebih siap untuk menangani situasi yang menantang. Mereka juga lebih mungkin untuk beradaptasi dan mengatasi tantangan tanpa menyerah. Manajemen diri menumbuhkan kesejahteraan emosional, mempertahankan pola pikir positif, dan mengambil inisiatif dalam pengaturan.
Kompetensi manajemen diri atau self-management berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengelola emosi, pikiran, dan perilaku di berbagai situasi. Kemampuan ini juga berhubungan dengan cara siswa menangani stres, mengontrol keinginannya, dan bertahan saat menghadapi tantangan.
Kompetensi manajemen diri ini berkaitan mengenai kemampuan untuk mengatur emosi, pikiran, perilaku di berbagai situasi. Kemampuan ini juga berkaitan dengan penanganan stress, mengontrol hasrat, bertahan menghadapi tantangan untuk mencapai tujuan.

Kemampuan yang berkaitan dengan manajemen diri, yaitu:
  • Menahan hasrat atau nafsu yang berkaitan dengan menunda perayaan atau kepuasaan diri sendiri. Kemampuan ini juga berkaitan dengan unjuk gigi di saat yang tepat atau berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Dengan begitu, anak bisa tahu, kapan harus bertindak dan kapan harus menahan diri.
  • Manajemen stress untuk membantu anak bertahan di kondisi tertentu, misalnya saat belajar, sehingga tujuannya tercapai.
  • Mendisiplinkan diri dan dalam hal ini termasuk mengontrol perasaan dan hasrat diri. Self-discipline juga bisa dikatakan sebagai kemauan diri untuk menahan diri agar bisa fokus ke tujuan yang sudah dibuat.
  • Mengatur tujuan yang ingin dicapai. Dalam mengatur goal perlu mempertimbangkan SMART untuk menyesuaikan dengan kemampuan anak. SMART adalah singkatan dari specific, measurable, attainable, realistic, timely.
  • Memotivasi diri: anak butuh dorongan dari dalam dirinya sendiri agar bisa bertindak untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tanpa adanya motivasi diri, seseorang hanya bisa berjalan di tempat dan tidak akan mengalami proses yang berarti.
  • Kemampuan berorganisasi yang akan bermanfaat untuk mengatur informasi dan waktu. Dengan begitu, anak akan lebih terorganisir, produktif dan memaksimalkan waktu serta menyaring informasi yang relevan dengan tujuan.
3. Kesadaran sosial (social awareness)

Kesadaran sosial memperluas fokus di luar diri sendiri ke pemahaman dan empati terhadap orang lain. Ini melibatkan pengakuan dan penghargaan terhadap beragam perspektif, budaya, dan latar belakang. Anak-anak yang sadar sosial selaras dengan emosi dan kebutuhan orang-orang di sekitar mereka, meletakkan dasar untuk membangun hubungan yang positif dan inklusif. Kesadaran ini menumbuhkan rasa kebersamaan dan keterhubungan. Ini juga berkontribusi pada lingkungan yang lebih mendukung. Komponen utama kesadaran sosial adalah empati, pengambilan perspektif, menunjukkan perhatian terhadap orang lain, mengungkapkan rasa terima kasih, memahami norma sosial yang beragam, dan mempertimbangkan berbagai latar belakang budaya.
Kesadaran sosial atau social awareness adalah kemampuan yang berkaitan dengan empati. Siswa yang memiliki empati yang tinggi mampu memahami, menghormati, dan menempatkan diri pada posisi orang lain yang mungkin berasal dari latar belakang atau budaya yang berbeda darinya.
Kesadaran sosial berkaitan dengan kemampuan untuk bisa berempati dengan orang lain dan mengambil perspektif dari berbagai sudut pandang. Singkatnya, kemampuan ini berkaitan erat dengan norma dan etika berperilaku terutama di kelompok misalnya di masyarakat.
Kemampuan akan kesadaran sosial ini sangat membantu anak untuk bisa memahami dan menghormati orang lain. Kemampuan ini tentu akan sangat bermanfaat ketika anak dewasa dan menemui banyak orang dengan latar belakang yang berbeda.
Bagaimana jika seseorang tidak punya social awareness? Orang tersebut akan tumbuh dengan rasa benci, mudah menghakimi dan tidak bisa berpikiran terbuka. Orang tersebut fokus pada dirinya sendiri dan masa bodoh dengan apapun yang terjadi di sekitarnya.
Maka dari itu, sejak kecil anak perlu dibimbing dan dilatih mengenai kesadaran sosial. 

Kemampuan yang berkaitan dengan kesadaran sosial, yaitu:
  • Pengambilan atau melihat dari perspektif: kemampuan ini berkaitan erat dengan pemahaman dari sudut pandang yang berbeda di kondisi dan situasi tertentu. Anak perlu belajar untuk mencoba memahami situasi yang berbeda untuk memahami kondisi sekitarnya.
  • Empati berkaitan dengan memahami apa perasaan orang lain karena seakan menempatkan diri di posisi orang tersebut.
  • Mengapresiasi dan menghormati perbedaan yang dimiliki antar individu. Jadi, anak Anda tidak membeda-bedakan orang berdasarkan pada asalnya, bahasanya, kulit tubuhnya, kondisinya, jenis kelaminnya, kepercayaannya terutama saat berteman.
  • Menghormati orang lain dengan pikiran terbuka dan tidak sembarangan melakukan penghakiman atas kondisi tertentu. Dalam melatih anak, cobalah untuk memulai untuk mengajarkan pada anak untuk tidak saling membenci. Anda juga bisa menunjukkan dengan tindakan bagaimana cara menghormati dan berpikiran terbuka.
4. Kemampuan berelasi/berinteraksi sosial (relationship skills)

Membangun dan memelihara hubungan yang sehat merupakan inti dari keberhasilan setiap orang. SEL menekankan pengembangan keterampilan hubungan, termasuk komunikasi yang efektif, mendengarkan secara aktif, dan kolaborasi. Siswa dengan keterampilan hubungan yang solid dapat mengatasi konflik, bekerja sama dengan orang lain, dan berkontribusi positif terhadap dinamika kelompok.
Kompetensi ini berkaitan erat dengan kemampuan berkomunikasi dan mendengarkan siswa. Siswa yang pandai berkomunikasi dapat membangun dan memelihara hubungan yang sehat dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Mereka juga mampu mendengarkan dan mampu berkomunikasi dengan orang lain, menyelesaikan konflik secara damai, dan mengetahui kapan harus meminta atau menawarkan bantuan. Kompetensi ini akan sangat penting karena tanpa adanya komunikasi, seseorang tidak bisa bersosialisasi dengan baik.
Kemampuan berelasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk membangun dan memelihara suatu hubungan yang sehat antar individu dan kelompok.
Dengan kata lain, kemampuan berelasi ini berkaitan erat dengan kemampuan berkomunikasi seseorang.
Kemampuan berelasi ini akan sangat bermanfaat untuk anak ketika bekerja sama dalam tim, baik tim kecil ataupun tim besar. Kemampuan berelasi ini juga berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk bertahan dari tekanan, meminta atau menawarkan bantuan ke orang lain.

Kemampuan atau skill yang perlu dipahami dalam kompetensi relationship skill, yaitu:
  • Berkomunikasi dengan jelas: komunikasi yang Anda tangkap mungkin berkaitan dengan berbicara atau menyampaikan pendapat. Namun, komunikasi dalam hal ini juga berkaitan dengan memahami gesture atau bahasa tubuh, ekspresi sehingga bisa meminimalisir kesalahpahaman.
  • Mendengarkan dan meresponnya dengan baik. Untuk menjadi pendengar yang baik, tentu kemampuan kontak mata, fokus, memahami ekspresi muka dan memberikan jawaban diperlukan.
  • Bekerja sama dengan yang lain untuk meraih tujuan. Dalam kemampuan ini, sebagai individu, anak dituntut untuk beradaptasi dan bekerja sama dengan yang lainnya. Dengan begitu, anak akan lebih menghormati pendapat orang lain dan bekerja sama untuk keperluan tim.
  • Tahan dari tekanan sosial dan kemampuan ini sangat erat kaitannya dengan self management skill. Anak yang mampu bertahan dari tekanan sosial dapat bertahan untuk tidak terlibat dengan sesuatu yang berpotensi merusak diri.
  • Perundingan masalah secara konstruktif yang melibatkan pencapaian untuk saling memuaskan dan memenuhi kebutuhan dari semua pihak. Dengan kata lain, skill ini berkaitan erat dengan musyawarah mufakat untuk membuat dan menentukan solusi yang adil untuk semua pihak.
  • Menawarkan dan mencari bantuan jika diperlukan karena tidak semua orang mampu bertahan di kondisi yang berbeda-beda. Jadi, perlu pemahaman yang baik untuk mengenali situasi dan apa yang dibutuhkan/ditawarkan ke orang lain. Dengan begitu, aktivitas bisa berjalan dengan baik dan mencapai tujuan.
5. Pengambilan keputusan bertanggung jawab (responsible decision-making)

Kompetensi inti terakhir dari SEL adalah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, yang melibatkan pengambilan pilihan yang tepat dan etis dengan mempertimbangkan kesejahteraan diri sendiri dan orang lain. Individu dengan keterampilan pengambilan keputusan yang baik mempertimbangkan konsekuensi tindakan mereka, menunjukkan penilaian yang baik, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai mereka. Hal ini penting dalam mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi kompleksitas dunia nyata, memberdayakan mereka untuk membuat pilihan yang berkontribusi pada keberhasilan mereka dan kesejahteraan komunitas mereka.
Kompetensi dalam pembelajaran sosial emosional lainnya adalah pengambilan keputusan bertanggung jawab(responsible decision-making). Kompetensi ini berkaitan dengan mengidentifikasi masalah, menganalisis informasi, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil.

Kemampuan ini berkaitan dengan pembuatan pilihan konstruktif yang benar dan cara bertindak sesuai etis, norma sosial dan keselamatan.
Namun pertanyaannya, bagaimana seseorang terutama anak tahu mana yang benar dan mana yang salah? Bagaimana pula memutuskan sesuatu dengan benar sesuai situasi dan kondisi?; Orang dewasa secara alami mampu menilai dan membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sedangkan untuk anak, Anda masih perlu memberitahu mana yang benar dan mana yang salah.

Kemampuan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab atau responsible decision making, yaitu:
  • Mengidentifikasi masalah: apakah masalah yang dihadapi tersebut mudah atau susah. Dalam pembelajaran, anak akan dihadapkan dalam suatu masalah dan biarkan anak untuk bertindak sendiri. Lihat dan bimbing apakah anak mampu mengidentifikasi masalahnya atau justru sebaliknya dan butuh bantuan dari orang dewasa.
  • Menganalisa situasi yang berkaitan erat dengan mengidentifikasi masalah. Untuk menganalisa situasi, tentu anak Anda harus melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dengan begitu, anak Anda bisa mengetahui masalahnya seperti apa dan cara mengatasinya.
  • Mengatasi masalah yang dihadapi. Dalam hal ini, anak harus tahu kemungkinan yang akan terjadi jika keputusan tersebut diambil. Misalnya apakah akan merugikan salah satu pihak atau cukup adil untuk semua pihak.
  • Mempertimbangkan tanggung jawab dari keputusan yang diambil. Dalam pembelajaran, anak perlu mempertimbangkan mengenai norma yang berlaku.
  • Evaluasi dan introspeksi diri sebagai bentuk perubahan atas keputusan yang diambil. Anak perlu tahu apakah keputusan tersebut tepat atau tidak dan kemudian mengevaluasi sehingga ada perbaikan di masa depan.

30 September 2024

KETERKAITAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL DENGAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Pembelajaran Sosial Emosional

 

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) atau Social Emotion Learning (SEL): adalah pendekatan pembelajaran yang memperhatikan aspek sosial dan emosional peserta didik.

Tujuan Pembelajaran Sosial dan Emosional: Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang sehat.

Kompetensi Pembelajaran Sosial Emosional

Menurut Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL), ada lima kompetensi inti dalam pembelajaran sosial emosional, yaitu:

  1. Kesadaran diri (self-awareness): Kesadaran diri atau self-awareness adalah kemampuan seseorang dalam mengenali emosi, pikiran, nilai, dan diri sendiri secara akurat. Siswa yang memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi dapat mengenali keterkaitan antara perasaan, tindakan, dan pikiran yang dilakukan. Siswa juga memiliki kesadaran diri yang tinggi terkait kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sehingga tingkat percaya diri, mindset, dan memiliki rasa optimis yang sangat kuat.
  2. Manajemen diri (self-management): Kompetensi manajemen diri atau self-management berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengelola emosi, pikiran, dan perilaku di berbagai situasi. Kemampuan ini juga berhubungan dengan cara siswa menangani stres, mengontrol keinginannya, dan bertahan saat menghadapi tantangan.
  3. Kesadaran sosial (social awareness): Kesadaran sosial atau social awareness adalah kemampuan yang berkaitan dengan empati. Siswa yang memiliki empati yang tinggi mampu memahami, menghormati, dan menempatkan diri pada posisi orang lain yang mungkin berasal dari latar belakang atau budaya yang berbeda darinya.
  4. Kemampuan berinteraksi sosial (relationship skills): Kompetensi ini berkaitan erat dengan kemampuan berkomunikasi dan mendengarkan siswa. Siswa yang pandai berkomunikasi dapat membangun dan memelihara hubungan yang sehat dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Mereka juga mampu mendengarkan dan mampu berkomunikasi dengan orang lain, menyelesaikan konflik secara damai, dan mengetahui kapan harus meminta atau menawarkan bantuan. Kompetensi ini akan sangat
  5. Pengambilan keputusan bertanggung jawab (responsible decision-making): Kompetensi dalam pembelajaran sosial emosional lainnya adalah pengambilan keputusan bertanggung jawab(responsible decision-making). Kompetensi ini berkaitan dengan mengidentifikasi masalah, menganalisis informasi, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil.

Kompetensi yang dimiliki oleh siswa melalui pembelajaran sosial emosional menghasilkan suatu keterampilan sosial emosional. Keterampilan ini mengacu pada kemampuan yang dimiliki individu untuk mengelola emosi mereka, memahami emosi orang lain, dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain dalam konteks sosial. Keterampilan ini penting untuk kesejahteraan pribadi, keberhasilan akademis, dan pencapaian profesional. Keterampilan ini meliputi kesadaran diri, manajemen atau pengaturan diri, kesadaran sosial, keterampilan hubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

 

Profil pelajar Pancasila

 

Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik.

Sebagaimana dikutip dari Pusat Kolaborasi Kemdikbud, pembelajaran sosial dan emosional (PSE) atau social Emotional Learning (SEL) memiliki peran penting dalam membentuk profil pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila merupakan ciri-ciri dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Profil ini terdiri dari enam dimensi, yaitu:

  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
  2. Mandiri
  3. Bergotong-royong
  4. Berkebinekaan global
  5. Bernalar kritis
  6. Kreatif

 

Keterkaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Profil Pelajar Pancasila

 



Perubahan zaman yang sarat akan tantangan, pendidikan bukan lagi sekadar membekali generasi muda dengan pengetahuan akademis semata. Lebih dari itu, pendidikan harus menjadi wadah untuk menumbuhkan karakter kuat, berbudi pekerti luhur, serta memiliki kemampuan beradaptasi dan berkolaborasi.

Inilah esensi dari Profil Pelajar Pancasila, sebuah visi pendidikan yang bertujuan membentuk individu-individu unggul yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan sosial.

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) muncul sebagai salah satu pendekatan inovatif yang memiliki kaitan erat dengan penguatan Profil Pelajar Pancasila.

PSE tidak hanya memberikan pengetahuan tentang emosi dan interaksi sosial, tetapi juga mengajarkan keterampilan penting seperti mengenali dan mengelola emosi, membangun hubungan positif, mengambil keputusan yang bertanggung jawab, serta mengembangkan empati dan kepedulian terhadap sesama.

Pembelajaran sosial emosional di Satuan Pendidikan atau sekolah dilakukan untuk menghasilkan Budaya Satuan Pendidikan yang menampilkan nilai dsn norma Pancasila bagi semua unsur terkait dalam satuan pendidikan tersebut. Pembelajaran sosial emosional di satuan Pendidikan dilaksanakan melalui:

·       Pembelajaran Intrakurikuler: Integrasi SEL dalam pembelajaran membantu peserta didik memahami nilai-nilai Pancasila dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

·       Ekstra Kurikuler: Integrasi SEL dalam kegiatan ekstrakurikuler membatu siswa memahami nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan-kegiatan tertentu.

·       Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Projek lintas disiplin ilmu yang kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat atau permasalahan di lingkungan satuan pendidikan.

Penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran sosial dan emosional membentuk karakter dan kemampuan peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Dengan pendekatan ini, kita dapat menciptakan generasi yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

 

Pembelajaran sosial emosional dilakukan untuk mengelola diri dalam menjalani kehidupannya, dan menghasilkan suatu kompetensi yang memberi manfaat untuk, meningkatkan kompetensi: prestasi akademik, kesadaran diri dan rasa percaya diri, empati terhadap orang lain, keterampilan membangun hubungan baik, dan mengurangi tekanan emosional.

Pembelajaran sosial emosional menghasilkan kompetensi yang dimiliki siswa dengan selalu menunjukkan nilai-nilai Pancasila yang merupakan bentuk dari Profil Pelajar Pancasila dalam menjalani kehidupannya.

Berikut nilai-nilai Pancasila yang akan dimiliki siswa sebagai Profil Pelajar Pancasila yang dihasilkan melalui pembelajaran sosial emosional:

·       Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: PSE menanamkan nilai-nilai moral dan etika sejak dini, membantu siswa memahami pentingnya menghormati keyakinan orang lain, bertindak jujur dan adil, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan.

·       Berkebinekaan Global: PSE mengajarkan siswa untuk menghargai perbedaan, memahami keragaman budaya, serta mengembangkan sikap toleransi dan inklusif. Siswa belajar untuk berinteraksi secara harmonis dengan individu dari latar belakang yang berbeda, mempersiapkan mereka untuk menjadi warga dunia yang terbuka dan inklusif.

·       Bergotong Royong: PSE melatih siswa untuk bekerja sama dalam tim, menghargai kontribusi setiap anggota, serta menyelesaikan konflik secara konstruktif. Melalui kegiatan kolaboratif, siswa belajar untuk saling mendukung, berbagi tanggung jawab, dan mencapai tujuan bersama.

·       Mandiri: PSE membantu siswa mengembangkan kemandirian emosional dan sosial. Siswa belajar untuk mengenali kekuatan dan kelemahan diri, mengatur emosi secara efektif, serta mengambil keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan pertimbangan yang matang.

·       Bernalar Kritis: PSE mendorong siswa untuk berpikir secara kritis dan reflektif terhadap emosi dan interaksi sosial. Siswa belajar untuk menganalisis situasi, mengevaluasi informasi, serta mengambil keputusan berdasarkan penalaran yang logis dan etis.

·       Kreatif: PSE merangsang kreativitas siswa dalam mengekspresikan emosi dan membangun hubungan sosial. Siswa belajar untuk mengembangkan ide-ide baru, mencari solusi inovatif, serta mengkomunikasikan gagasan secara efektif.

 

Implementasi PSE dalam Konteks Pendidikan

Penerapan PSE dalam lingkungan pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Guru dapat mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional ke dalam mata pelajaran yang ada, menciptakan iklim kelas yang positif dan mendukung, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk berlatih keterampilan sosial emosional dalam situasi nyata.

Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat menggunakan cerita atau puisi untuk membahas emosi karakter dan bagaimana mereka mengatasi konflik. Dalam pelajaran Matematika, guru dapat mengajarkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah.

Dalam pelajaran Seni, siswa dapat mengekspresikan emosi mereka melalui lukisan atau musik.

Selain itu, sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial emosional, seperti klub debat, drama, atau kegiatan sosial.

Sekolah juga dapat mengundang pembicara tamu untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pentingnya kecerdasan emosional dan sosial.


30 Agustus 2024

Cara Mengubah Video YouTube Menjadi Teks

YouTube merupakan suatu aplikasi media sosial yang menampilkan video yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi, sehingga berbagai konten di YouTube pun dapat dijadikan referensi dalam format tulisan.


Berikut dijelaskan cara mengubah video YouTube menjadi teks, tanpa aplikasi:
  • Buka video YouTube yang ingin dijadikan teks.


  • Setelah itu, klik ikon titik tiga (...) yang diikuti kata Selengkapnya (...Selengkapnya) di bagian bawah Video YouTube yang diputar, dan nantinya akan ditampilkan beberapa menu. Selanjutnya Pilih/Klik Tampilkan transkrip atau Show Transcript


  • Selanjutnya akan muncul kolom transkrip yang terbuka di sebelah kanan atas layar, dan telah menampilkan transkrip/teks dari video tersebut. Untuk menghapus cap waktu saat kita ingin mengcopy teks, cukup klik ikon titik tiga (...) pada sisi kanan atas kolom transkrip, dan pilih Alihkan Stempel Waktu

  • Selanjutnya, blok seluruh teks transkrip yang akan dicopy


  • Selanjutnya, Paste (tempel) ke media lain, seperti Microsoft Word atau Notepad.

...SEMOGA BERMANFAAT...


28 Februari 2024

Jurnal Umum dan Jurnal Khusus



Dalam ilmu akuntansi, jurnal dibagi menjadi 2 jenis yaitu jurnal khusus dan jurnal umum. Kedua jurnal ini menghasilkan output yang sama, tetapi memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda.

Jurnal umum dan jurnal khusus adalah dua jenis jurnal akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu merekam transaksi keuangan, namun keduanya memiliki perbedaan dalam hal jenis transaksi yang dicatat.

Dengan kata lain, Jurnal umum dan jurnal khusus memiliki tujuan yang berbeda. Tujuan jurnal umum adalah untuk menyimpan catatan transaksi secara kronologis, sedangkan tujuan jurnal khusus adalah untuk membantu mengelompokkan dan mengorganisir transaksi bisnis berdasarkan jenisnya.

Pada suatu perusahaan besar, pasti terjadi transaksi yang sangat banyak, Karena itu, maka pembuatan jurnal umum saja dinilai kurang efektif untuk bisa mengecek setiap transaksi secara cepat, sehingga diperlukannya jurnal khusus dalam sebuah pencatatan transaksi keuangan.

Berikut pembahasan mengenai perbedaan antara jurnal umum dan jurnal khusus.

Perbedaan Jurnal Umum dan Jurnal Khusus

Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang digunakan untuk pencatatan segala jenis transaksi keuangan dalam suatu bisnis pada periode tertentu.

Jurnal khusus merupakan jurnal yang dikelompokan secara khusus sesuai dengan jenis transaksinya.

Transaksi khusus yang dimaksud adalah transaksi yang sering terjadi dalam setiap bulannya dan selalu berulang-ulang.


Perbedaaan Berdasarkan Fungsi

Jurnal umum dan jurnal khusus adalah dua jenis jurnal akuntansi yang sering digunakan dalam pencatatan transaksi bisnis. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu mencatat transaksi, namun ada perbedaan yang signifikan dalam fungsinya.

Lingkup Transaksi: Perbedaan pertama antara jurnal umum dan jurnal khusus adalah lingkup transaksi yang dicatat. Jurnal umum mencatat seluruh transaksi yang terjadi di perusahaan, sedangkan jurnal khusus hanya mencatat transaksi tertentu yang terkait dengan akun khusus. Misalnya, jurnal penjualan hanya mencatat transaksi penjualan, sementara jurnal pembelian hanya mencatat transaksi pembelian.

Tujuan: Jurnal umum dan jurnal khusus memiliki tujuan yang berbeda. Tujuan jurnal umum adalah untuk menyimpan catatan transaksi secara kronologis, sedangkan tujuan jurnal khusus adalah untuk membantu mengelompokkan dan mengorganisir transaksi bisnis berdasarkan jenisnya.

Informasi yang Disajikan: Perbedaan ketiga antara jurnal umum dan jurnal khusus adalah informasi yang disajikan. Jurnal umum mencatat transaksi secara umum, sedangkan jurnal khusus mencatat transaksi berdasarkan jenisnya. Jurnal umum memberikan informasi tentang debit dan kredit setiap transaksi, sedangkan jurnal khusus memberikan informasi lebih spesifik tentang setiap transaksi.

Frekuensi Pencatatan: Jurnal umum dan jurnal khusus juga berbeda dalam frekuensi pencatatan. Jurnal umum dicatat setiap kali terjadi transaksi bisnis, sedangkan jurnal khusus hanya dicatat pada saat terjadi transaksi tertentu. Sebagai contoh, jurnal penjualan hanya dicatat ketika ada transaksi penjualan yang terjadi.

Keterkaitan dengan Neraca dan Laporan Laba Rugi: Perbedaan terakhir antara jurnal umum dan jurnal khusus adalah keterkaitannya dengan neraca dan laporan laba rugi. Jurnal umum digunakan untuk menghasilkan neraca dan laporan laba rugi secara keseluruhan, sedangkan jurnal khusus digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan yang lebih spesifik, seperti laporan penjualan atau pembelian.


Jurnal umum memiliki 5 fungsi penting bagi sebuah perusahaan, yaitu:
  • Fungsi Historis: Pencatatan setiap transaksi dilakukan berdasarkan waktu terjadinya transaksi, sehingga jurnal umum bisa menggambarkan kegiatan perusahaan sehari-hari dalam satu bulan.
  • Fungsi Pencatatan: Jurnal umum digunakan untuk melakukan berbagai hal pencatatan keuangan yang terjadi dalam perusahaan selama periode waktu tertentu.
  • Fungsi Analisis: Menganalisis semua transaksi untuk mengetahui akun mana yang harus di debit maupun di kredit.
  • Fungsi Instruksi: Merupakan perintah untuk melakukan pencatatan pada buku besar baik yang di debit maupun di kredit sesuai dengan hasil analisis.
  • Fungsi Informatif: Jurnal umum memiliki fungsi sebagai informasi melalui pencatatan transaksi yang dilakukan.
Jurnal khusus dikelompokan menjadi 4 jenis berdasarkan fungsinya, yaitu:
  • Jurnal Pembelian, berfungsi untuk mencatat semua transaksi pembelian barang usaha secara kredit.
  • Jurnal Penjualan, untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan penjualan barang usaha secara kredit.
  • Jurnal Penerimaan Kas, untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang dari berbagai sumber pemasukan.
  • Jurnal Pengeluaran Kas, untuk mencatat semua transaksi pengeluaran uang dari berbagai sumber pengeluaran.

Perbedaaan Berdasarkan Ciri-Ciri

Ciri-Ciri jurnal umum dan jurnal khusus:

Jurnal Umum:
  • Terdiri dari 2 kolom yaitu debit dan kredit
  • Untuk mencatat semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
  • Bentuk dari jurnal ini terdiri atas kolom Tanggal, Akun, Keterangan, Referensi (Ref), dan Jumlah yang terdiri atas Kredit dan Debit
  • Semua transaksi hanya dicatat pada satu jurnal saja
  • Dilakukan setiap terjadi transaksi
  • Untuk jurnal ini posting dari jurnal ke buku besar dilakukan langsung setiap terjadi transaksi
  • Pencatatan dapat dilakukan oleh satu orang
  • Digunakan hanya pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang yang masih tergolong kecil, di mana transaksinya belum begitu banyak
  • Hanya memiliki satu jenis
  • Fungsi dari jurnal ini berdasarkan kegunaan dari jurnal tersebut
Jurnal Khusus:
  • Terdiri dari banyak kolom
  • Hanya digunakan untuk mencatat transaksi sejenis dan sering terjadi
  • Bentuk jurnal disesuaikan dengan kolom-kolom yang diperlukan dalam mencatat transaksi sejenis
  • Transaksi yang terjadi harus dicatat sesuai dengan jenisnya dalam beberapa jenis jurnal yang berbeda. Contohnya, apabila transaksi tersebut berhubungan dengan pengeluaran, maka harus dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas
  • Dilakukan secara periodik, biasanya setiap akhir bulan
  • Posting dari jurnal ke buku besar dilakukan secara berkala dan kolektif
  • Pencatatan dilakukan oleh banyak orang
  • Digunakan oleh perusahaan berskala besar
  • Memiliki 4 jenis yaitu jurnal pembelian, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan kas.
  • Berdasarkan dari jenis jurnal yang telah dikelompokkan

Perbedaaan Berdasarkan Pencatatan

Untuk cara pencatatan antara jurnal umum dan jurnal khusus tidak berbeda jauh, yang perlu diperhatikan adalah langkah-langkah sebelum memasukkan ke dalam buku jurnalnya, berikut langkah-langkahnya :
  1. Identifikasi setiap transaksi yang masuk ke dalam jurnal umum atau jurnal khusus. Jangan sampai salah dalam memasukan transaksi.
  2. Identifikasi saldonya, apakah akan mengurangi atau justru malah menambah saldo awal. Perhatikanlah saldo awal dan jenis transaksi untuk melakukan identifikasi.
  3. Telitilah dalam menuliskan nominal setiap transaksi, jangan sampai salah dalam menulis.
  4. Lakukan analisis untuk mengetahui antara yang ada di debit dan di kredit harus sama.

Perbedaaan Berdasarkan Akuntansi

Jurnal umum dan jurnal khusus adalah dua jenis jurnal yang digunakan dalam proses pencatatan transaksi bisnis. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mencatat transaksi bisnis, namun ada perbedaan dalam hal fokus, konten, dan penggunaannya.

Fokus: Jurnal umum (general journal) digunakan untuk mencatat transaksi bisnis yang tidak masuk ke dalam jurnal khusus. Jurnal umum mencatat transaksi seperti penyesuaian akhir periode, pencatatan pembelian aset tetap, dan pencatatan penyusutan. Jurnal khusus (special journal), di sisi lain, memiliki fokus yang lebih spesifik, dan digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan aktivitas bisnis tertentu, seperti penjualan, pembelian, dan penggajian.

Konten: Jurnal umum mencatat transaksi secara umum, termasuk nomor akun, tanggal, keterangan, dan jumlah. Sedangkan jurnal khusus mencatat informasi yang lebih spesifik, tergantung pada jenis jurnal khususnya. Sebagai contoh, jurnal penjualan (sales journal) mencatat informasi seperti nama pelanggan, tanggal penjualan, nomor faktur, dan jumlah penjualan.

Penggunaan: Jurnal umum dan jurnal khusus digunakan untuk tujuan yang berbeda. Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak masuk ke dalam jurnal khusus, sedangkan jurnal khusus digunakan untuk mencatat transaksi yang terkait dengan aktivitas bisnis tertentu. Penggunaan jurnal khusus membantu untuk memudahkan pencatatan dan pelacakan transaksi bisnis yang berkaitan dengan aktivitas tertentu, seperti penjualan atau pembelian.

Frekuensi: Jurnal umum biasanya digunakan secara periodik, seperti bulanan atau tahunan, untuk mencatat transaksi yang tidak masuk ke dalam jurnal khusus. Sedangkan jurnal khusus digunakan secara rutin setiap kali terjadi transaksi bisnis yang berkaitan dengan aktivitas tertentu. Sebagai contoh, jurnal penjualan digunakan setiap kali terjadi penjualan.

Keterkaitan: Jurnal umum dan jurnal khusus saling terkait dalam proses akuntansi. Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak masuk ke dalam jurnal khusus, dan juga sebagai referensi untuk mencatat transaksi di jurnal khusus. Jurnal khusus, di sisi lain, mencatat transaksi yang terkait dengan aktivitas bisnis tertentu, dan hasil pencatatannya akan dikumpulkan dan dicatat ke dalam jurnal umum sebagai bagian dari proses akuntansi yang lebih besar



SEMOGA BERMANFAAT...

18 Februari 2024

Cara Menghitung Perolehan Kursi DPR dengan Metode Sainte Lague

 


Metode Sainte Lague diperkenalkan oleh seorang pakar matematika asal Prancis bernama Andre Sainte Lague pada tahun 1910. 

Metode Sainte Lague didasarkan pada prinsip proporsionalitas, yaitu bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh setiap partai politik harus sebanding dengan jumlah suara yang didapatnya.

Metode ini juga dianggap lebih adil dan menghindari distorsi dalam pembagian kursi, karena tidak memberikan keuntungan kepada partai besar atau kecil.

Aturan mengenai penggunaan metode Sainte Lague tertuang dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, yaitu dalam Pasal 414 Ayat 1, disebutkan bahwa setiap partai politik peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara sebesar 4%. Hal ini berarti bahwa partai yang tidak memenuhi ambang batas tak akan diikutsertakan dalam penentuan kursi di DPR-RI.
Adapun untuk penentuan kursi DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, seluruh partai politik akan dilibatkan. Kemudian menilik dari Pasal 415 (2), setiap partai politik yang memenuhi ambang batas akan dibagi dengan bilangan pembagi ganjil 1, yang diikuti secara berurutan dengan bilangan pembagi ganjil 3, 5, 7 dan seterusnya.

Perhitungan Perolehan Kursi DPR dengan Metode Sainte Lague

Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung perolehan kursi anggota DPR-RI dan DPR-D dengan menggunakan metode Sainte Lague:

1. Tentukan jumlah kursi yang tersedia di setiap dapil. Jumlah kursi ini ditetapkan oleh KPU berdasarkan jumlah penduduk di setiap dapil.

2. Hitung jumlah suara sah yang diperoleh oleh setiap partai politik di setiap dapil. Jumlah suara sah ini merupakan penjumlahan dari suara yang diberikan kepada partai politik dan calon anggota legislatif (caleg) dari partai politik tersebut.

3. Bagi jumlah suara sah yang diperoleh oleh setiap partai politik dengan bilangan pembagi ganjil, mulai dari 1, 3, 5, 7, dan seterusnya, sesuai dengan jumlah kursi yang tersedia di setiap dapil. Hasil pembagian ini disebut sebagai nilai rata-rata tertinggi.

4. Urutkan nilai rata-rata tertinggi dari setiap partai politik secara menurun. Nilai rata-rata tertinggi yang paling besar akan mendapatkan kursi pertama, yang kedua besar akan mendapatkan kursi kedua, dan seterusnya, sampai jumlah kursi yang tersedia di setiap dapil habis.

5. Jika terdapat dua atau lebih partai politik yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yang sama, maka kursi akan diberikan kepada partai politik yang memiliki jumlah suara sah yang lebih besar. Jika jumlah suara sah juga sama, maka kursi akan diberikan secara acak oleh KPU.

Berikut dijelaskan contoh perhitungan perolehan kursi di DPR-RI atau DPR-D, menggunakan metode Sainte Lague. 

Sebagai contoh, satu daerah pemilihan (Dapil) memiliki alokasi enam kursi. Dari hasil Pemilu, Partai A mendapat 30.000 suara sah, Partai B mendapat 20.000 suara sah, Partai C mendapat 15.000 suara sah, Partai D mendapat 7.000 suara sah, dan Partai E mendapat 5.000 suara sah. Maka cara menghitung perolehan kursi adalah sebagai berikut:

Cara menghitung untuk kursi pertama:

Penghitungan kursi pertama, Partai A, B, C, D, dan E semuanya dibagi dengan bilangan 1. Hasilnya: 

Partai A: 30.000 dibagi 1 = 30.000 
Partai B: 20.000 dibagi 1 = 20.000 
Partai C: 15.000 dibagi 1 = 15.000 
Partai D: 7.000 dibagi 1 = 7.000 
Partai E: 5.000 dibagi 1 = 5.000 

Dari pembagian itu, suara paling besar ada Partai A. Sehingga Partai A berhak satu kursi, karena jumlah hasil pembagian suaranya paling banyak yaitu 30.000. 

Cara menghitung untuk kursi kedua:

Penghitungan selanjutnya, Partai A dibagi dengan bilangan 3, sedangkan Partai lainnya tetap dibagi dengan bilangan 1. Hasilnya: 

Partai A: 30.000 dibagi 3 = 10.000 
Partai B: 20.000 dibagi 1 = 20.000 
Partai C: 15.000 dibagi 1 = 15.000 
Partai D: 7.000 dibagi 1 = 7.000 
Partai E: 5.000 dibagi 1 = 5.000 

Dari pembagian itu, jatah kursi kedua diperoleh Partai B, karena jumlah hasil pembagian suaranya paling banyak yaitu 20.000

Cara menghitung untuk kursi ketiga:

Selanjutnya, menghitung kursi ke-3, Partai A dan Partai B dibagi dengan bilangan 3, sedangkan Partai lainnya tetap dibagi dengan bilangan 1. Hasilnya: 

Partai A: 30.000 dibagi 3 = 10.000 
Partai B: 20.000 dibagi 3 = 6.666 
Partai C: 15.000 dibagi 1 = 15.000 
Partai D: 7.000 dibagi 1 = 7.000 
Partai E: 5.000 dibagi 1 = 5.000 

Alokasi kursi ke-3 diperoleh Partai C, karena jumlah hasil pembagian suaranya paling banyak yaitu 15.000

Cara menghitung untuk kursi keempat:

Adapun untuk pembagian kursi ke-4, Partai A, Partai B, dan Partai C dibagi dengan bilangan 3, sedangkan partai lainnya tetap dibagi dengan bilangan 1. 

Partai A: 30.000 dibagi 3 = 10.000 
Partai B: 20.000 dibagi 3 = 6.666 
Partai C: 15.000 dibagi 3 = 5.000 
Partai D: 7.000 dibagi 1 = 7.000 
Partai E: 5.000 dibagi 1 = 5.000 

Partai A kembali meraih satu kursi, karena jumlah hasil pembagian suaranya paling banyak yaitu 10.000

Cara menghitung untuk kursi kelima:

Penghitungan kursi ke-5, Partai A dibagi dengan bilangan 5, Partai B dan Partai C dibagi dengan bilangan 3, dan partai lainnya tetap dibagi dengan bilangan 1. 

Partai A: 10.000 dibagi 5 = 2.000 
Partai B: 20.000 dibagi 3 = 6.666 
Partai C: 15.000 dibagi 3 = 5.000 
Partai D: 7.000 dibagi 1 = 7.000 
Partai E: 5.000 dibagi 1 = 5.000 

Partai D meraih alokasi 1 kursi, karena jumlah hasil pembagian suaranya paling banyak yaitu 7.000

Cara menghitung untuk kursi keenam:

Penghitungan kursi ke-6, Partai A dibagi dengan bilangan 5, Partai B, Partai C, dan Partai D dibagi dengan bilangan 3, dan partai lainnya tetap dibagi dengan bilangan 1. 

Partai A: 10.000 dibagi 5 = 2.000 
Partai B: 20.000 dibagi 3 = 6.666 
Partai C: 15.000 dibagi 3 = 5.000 
Partai D: 7.000 dibagi 3 = 2.333 
Partai E: 5.000 dibagi 1 = 5.000 

Kursi keenam diperoleh Partai B, karena jumlah hasil pembagian suaranya paling banyak yaitu 6.666

Dengan demikian, komposisi perolehan kursi berdasarkan suara partai untuk contoh dapil di atas adalah:

Partai A = 2 kursi
Partai B = 2 kursi
Partai C = 1 kursi
Partai D = 1 kursi
Partai E = 0 kursi
Total Kursi = 6 kursi.

Terima Kasih, semoga bermanfaat...


30 Januari 2024

Daftar Kode Domain Negara di Dunia



Dalam dunia internet sering kita jumpai berbagai kode/ekstensi seperti "*.com", "*.co.id", atau lainnya. Domain .com merupakan salah satu domain yang paling umum dan digunakan secara luas di seluruh dunia untuk berbagai jenis wesbite yang berkaitan dengan komersial (comersial). Domain .co.id (Indonesia): merupakan domain nasional Indonesia yang populer digunakan oleh perusahaan (corporation) di Indonesia, atau domain .or.id oleh organisasi (organisation) di Indonesia.

Kode Domain Negara
Kode Domain Negara (atau ekstensi domain negara) adalah singkatan unik dari nama negara yang digunakan sebagai ekstensi alamat website. Kode atau ekstensi domain negara memiliki istilah resmi dalam dunia Internet, yaitu country code Top Level Domain (ccTLD). Kode domain negara memiliki peran penting, yaitu mengidentifikasi serta memastikan bahwa alamat website tersebut berasal dari negara yang tersebut.

Misalnya kode domain negara Indonesia adalah ".id", kode domain negara Amerika Serikat adalah ".us", kode domain negara Perancis adalah ".fr", kode domain negara Australia adalah ".au", dan lainnya.Pada dasarnya, tanda domain negara dibuat dengan tujuan untuk memudahkan identifikasi, sekaligus memberikan identitas atau kebanggaan bagi setiap warga negara yang menggunakannya.

Daftar Kode/Ekstensi Domain Negara di Dunia:

No

Negara

Ekstensi Domain (ccTLD)

1

Afganistan

.af

2

Afrika Selatan

.za

3

Afrika Tengah

.cf

4

Albania

.al

5

Aljazair

.dz

6

Amerika Serikat

.us

7

Andorra

.ad

8

Angola

.ao

9

Antigua & Barbuda

.ag

10

Arab Saudi

.sa

11

Argentina

.ar

12

Armenia

.am

13

Australia

.au

14

Austria

.at

15

Azerbaijan

.az

16

Bahama

.bs

17

Bahrain

.bh

18

Bangladesh

.bd

19

Barbados

.bb

20

Belanda

.nl

21

Belarus

.by

22

Belgia

.be

23

Belize

.bz

24

Benin

.bj

25

Bhutan

.bt

26

Bolivia

.bo

27

Bosnia & Herzegovina

.ba

28

Botswana

.bw

29

Brasil

.br

30

Britania Raya (Inggris)

.uk

31

Brunei Darussalam

.bn

32

Bulgaria

.bg

33

Burkina Faso

.bf

34

Burundi

.bi

35

Cad

.td

36

Ceko

.cz

37

Chili

.cl

38

Republik Rakyat Tiongkok (Cina)

.cn

39

Denmark

.dk

40

Djibouti

.dj

41

Dominika

.dm

42

Ekuador

.ec

43

El Salvador

.sv

44

Eritrea

.er

45

Estonia

.ee

46

Etiopia

.et

47

Fiji

.fj

48

Filipina

.ph

49

Finlandia

.fi

50

Gabon

.ga

51

Gambia

.gm

52

Georgia

.ge

53

Ghana

.gh

54

Grenada

.gd

55

Guatemala

.gt

56

Guinea

.gn

57

Guinea Bissau

.gw

58

Guinea Khatulistiwa

.gq

59

Guyana

.gy

60

Haiti

.ht

61

Honduras

.hn

62

Hongkong

.hk*

63

Hungaria

.hu

64

India

.in

65

Indonesia

.id

66

Irak

.iq

67

Iran

.ir

68

Irlandia

.ie

69

Islandia

.is

70

Israel

.il

71

Italia

.it

72

Jamaika

.jm

73

Jepang

.jp

74

Jerman

.de

75

Kamboja

.kh

76

Kamerun

.cm

77

Kanada

.ca

78

Kazakhstan

.kz

79

Kenya

.ke

80

Kirgizstan

.kg

81

Kiribati

.ki

82

Kolombia

.co

83

Komoro

.km

84

Republik Kongo

.cg

85

Korea Selatan

.kr

86

Korea Utara

.kp

87

Kosta Rika

.cr

88

Kroasia

.hr

89

Kuba

.cu

90

Kuwait

.kw

91

Laos

.la

92

Latvia

.lv

93

Lebanon

.lb

94

Lesotho

.ls

95

Liberia

.lr

96

Libya

.ly

97

Liechtenstein

.li

98

Lituania

.lt

99

Luksemburg

.lu

100

Madagaskar

.mg

101

Makedonia

.mk

102

Maladewa

.mv

103

Malawi

.mw

104

Malaysia

.my

105

Mali

.ml

106

Malta

.mt

107

Maroko

.ma

108

Kepulauan Marshall

.mh

109

Mauritania

.mr

110

Mauritius

.mu

111

Makao

.mo*

112

Meksiko

.mx

113

Mesir

.eg

114

Kepulauan Mikronesia

.fm

115

Moldova

.md

116

Monako

.mc

117

Mongolia

.mn

118

Montenegro

.me

119

Mozambik

.mz

120

Myanmar

.mm

121

Namibia

.na

122

Nauru

.nr

123

Nepal

.np

124

Niger

.ne

125

Nigeria

.ng

126

Nikaragua

.ni

127

Norwegia

.no

128

Oman

.om

129

Pakistan

.pk

130

Palau

.pw

131

Panama

.pa

132

Pantai Gading

.ci

133

Papua Nugini

.pg

134

Paraguay

.py

135

Prancis

.fr

136

Peru

.pe

137

Polandia

.pl

138

Portugal

.pt

139

Qatar

.qa

140

Republik Demokratik Kongo

.cd

141

Republik Dominika

.do

142

Rumania

.ro

143

Rusia

.ru

144

Rwanda

.rw

145

Saint Kitts and Nevis

.kn

146

Saint Lucia

.lc

147

Saint Vincent & the Grenadines

.vc

148

Samoa

.as

149

San Marino

.sm

150

Sao Tome & Principe

.st

151

Selandia Baru

.nz

152

Senegal

.sn

153

Serbia

.cs

154

Seychelles

.sc

155

Sierra Leone

.sl

156

Singapura

.sg

157

Siprus

.cy

158

Slovenia

.si

159

Slowakia

.sk

160

Kepulauan Solomon

.sb

161

Somalia

.so

162

Spanyol

.es

163

Sri Lanka

.lk

164

Sudan

.sd

165

Sudan Selatan

.ss

166

Suriah

.sy

167

Suriname

.sr

168

Swaziland

.sz

169

Swedia

.se

170

Swiss

.ch

171

Taiwan

.tw

172

Tajikistan

.tj

173

Tanjung Verde

.cv

174

Tanzania

.tz

175

Thailand

.th

176

Timor Leste

.tl

177

Togo

.tg

178

Tonga

.to

179

Trinidad & Tobago

.tt

180

Tunisia

.tn

181

Turki

.tr

182

Turkmenistan

.tm

183

Tuvalu

.tv

184

Uganda

.ug

185

Ukraina

.ua

186

Uni Emirat Arab

.ae

187

Uruguay

.uy

188

Uzbekistan

.uz

189

Vanuatu

.vu

190

Venezuela

.ve

191

Vietnam

.vn

192

Yaman

.ye

193

Yordania

.jo

194

Yunani

.gr

195

Zambia

.za

196

Zimbabwe

.zw



Domain ".cm" merupakan Kode Domain Paling Berbahaya di Dunia Internet.
Setiap negara memiliki domain resmi yang menjamin keamanannya, tetapi ada domain yang tidak terjamin keamanannya. Buktinya, pada tahun 2009 domain ".cm" yang berasal dari Kamerun pernah dinobatkan menjadi ekstensi domain paling berbahaya oleh salah satu perusahaan software keamanan komputer ternama.
Domain “.cm” bahkan pernah memiliki tingkat risiko kerawanan sampai 36,7%. Pasalnya, pelaku kejahatan siber kerap menggunakan ".cm" untuk membuat website palsu dari website populer yang berekstensi ".com". Alasan pelaku memilih domain tersebut karena ekstensi ‘.cm’ hampir mirip dengan ‘.com’ sehingga dimanfaatkan untuk mengelabuhi korbannya. 
Kode domain negara Cina (.cn) juga pernah menjadi korban kelicikan dari pelaku kejahatan siber.

Semoga Bermanfaat...