SELAMAT DATANG

"Selamat Datang di blog saya, semoga blog ini dapat bermanfaat bagi anda"

29 Maret 2023

Cara Membuka File ISO dengan Aplikasi WinRAR

File ISO adalah format file tunggal yang menampung gambaran data pada disk optik, seperti CD dan DVD, untuk kemudian diduplikasi dan disimpan dalam format digital. Dengan kata lain, ISO adalah format file yang berfungsi untuk mem-backup data pada CD atau DVD ke dalam format digital yang lebih aman. 

Secara lebih sederhana, file ISO adalah data CD atau DVD dalam bentuk file yang nantinya dapat dibaca oleh virtual disk pada komputer, sehingga fungsinya sama seperti Anda menyimpan CD atau DVD dalam komputer yang Anda gunakan.  ISO hampir sama dengan format file .zip, .rar, yang membedakannya dengan kedua format file tersebut adalah cara penggunaan atau pembacaan filenya. Jika format file .zip dan .rar perlu di-extract agar bisa dibaca, file ISO perlu di-burn dari CD atau DVD yang membutuhkan software tertentu. 

File ISO dengan ekstensi *.img dapat dibuka dengan beberapa aplikasi, beberapa diantaranya aplikasi WinRAR, 7-Zip, dan PowerISO.

Berikut dijelaskan cara membuka file ISO menggunakan aplikasi WinRAR:

  1. Buka aplikasi WinRAR
  2. Klik menu Options, dan pilih/klik Settings...
  3. Klik menu Integration (di bagian paling kanan), lalu centang pada format ISO. Kemudian klik OK untuk melanjutkan. Apabila muncul pop-up pemberitahuan klik YES.





  4. Selanjutnya, buka folder dimana file ISO disimpan.
  5. Klik kanan pada file ISO yang akan dibuka/diekstrak, lalu pilih Open atau pilih Open With dan pilih/klik WinRAR archiver


  6. Setelah aplikasi WinRAR terbuka, klik menu icon Extract To, Selanjutnya pilih folder dimana file ISO tersebut akan diekstrak, misalnya di Documents, Drive DATA, atau disesuaikan pada folder lainnya yang akan dijadikan tempat ekstrak.
  7. Klik OK.


  8. Maka file ISO secara otomatis akan diekstrak ke folder yang telah ditentukan tadi.
  9. SELESAI.


11 Maret 2023

Cara Membersihkan Virus Komputer Tanpa Aplikasi Anti Virus

 

Virus bisa menginfeksi komputer dan menyebabkan berbagai masalah pada komputer yang kita gunakan. Membersihkan virus merupakan salah satu langkah efektif untuk mempercepat kinerja Windows pada komputer yang mulai terasa lambat kerjannya bahkan sering menyebabkan hang (windows tidak dapat bekerja).

Membersihkan virus komputer dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik itu tanpa menggunakan aplikasi anti virus maupun menggunakan aplikasi anti virus, bahkan anti virus juga dapat digunakan dengan berbagai aplikasi anti virus. 

Berikut dijelaskan cara membersihkan virus komputer tanpa aplikasi anti virus:

  1. Klik Start, cari dan klik Run. Atau klik Start/Cari dan ketik “run”, lalu Enter. (Cara lain menggunakan keyboard: Tekan tombol Windows + R untuk munculkan jendela Run)
  2. Setelah jendela Run terbuka, ketik perintah: MRT lalu tekan Ctrl + Sift + Enter bersamaan


  3. Pada jendela User Account Control yang muncul klik Yes,
  4. Klik Next,


  5. Silahkan pilih tipe scan. Untuk mempercepat proses scan, pilih saja Quick Scan, dan klik Next,


  6. Tunggu proses scan komputer (scan virus) hingga selesai…


  7. Klik Finish.


  8. Selesai...

    Semoga bermanfaat.

10 Maret 2023

Cara Mengetahui Windows Original Menggunakan Command Prompt

Sistem Operasi (Operating System) Windows yang Asli (Original) ditandai dengan keterangan aktivasinya, dimana Windows yang asli atau original diperlihatkan dengan keterangan Permanently Activated atau Windows is Activated.

Sistem Operasi (Operating System) Windows yang digunakan pada komputer dapat diketahui keasliannya (Original). Windows Original dapat diketahui melalui beberapa cara, salah satunya dengan menggunakan Command Prompt (CMD)

Berikut dijelaskan cara mengetahui Windows original menggunakan command prompt:

  1. Klik Start, cari dan klik Command Prompt atau ketik “CMD”, lalu Enter. (Cara lain, menggunakan keyboard: Tekan tombol Windows + R untuk munculkan jendela Run, ketik CMD lalu OK/Enter)
  2. Setelah jendela Command Prompt terbuka, ketik perintah: slmgr/xpr lalu Enter
  3. Jika muncul jendela Script Windows dengan keterangan: Windows (R), … edition: The machine is permanently activated, maka Windows Original/Asli.
  4. Selesai… Klik OK dan Tutup jendela Command Prompt.


Pastikan Windows komputer anda sudah aktivasi atau asli.

Semoga bermanfaat.

08 Maret 2023

Cara Mengetahui Spesifikasi Monitor


Jenis monitor komputer, televisi, handphone, atau monitor lainnya, biasanya terdiri dari: CRT (Cathode Ray Tube) yang sering disebut dengan Monitor Tabung, LCD (Liquid Crystal Display), LED (Light Emitting Diode), dan OLED (Organic Light Emitting Diode). 
Saat ini, jenis teknologi monitor yang paling populer digunakan adalah: LCD, LED, dan OLED.

LCD dan LED

Sebenarnya, LCD dan LED tidaklah jauh berbeda. Liquid Crystal Display atau LCD, menggunakan latar cahaya putih atau "white backlight" atau "sidelight". Iluminasi LCD adalah dengan menyinarkan cahaya putih tersebut dan sebagian panel bekerja untuk mengubah backlight menjadi individu piksel.
Penampil Kristal Cair (liquid crystal display; LCD) adalah suatu jenis media tampilan (monitor) yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti kalkulator, televisi,  atau komputer/ laptop.
 
Sementara LED adalah singkatan dari Light Emitting Diode. Jika memiliki televisi dengan spesifikasi panel LED, itu artinya yang digunakan adalah panel LCD yang menggunakan LED sebagai sumber pencahayaannya.
LED lebih digunakan sebagai lampu latar untuk display LCD. Di sisi lain, LCD bekerja dengan sistem polarisasi. Polarisasi disini didefinisikan sebagai arah gelombang cahaya yang berisolasi atau getaran cahaya dari belakang ke depan dengan kecepatan konstan. Cahaya akan keluar dari backlight yang tidak terpolarisasi. Kemudian dialirkan ke satu polariser atau penyaring optik yang membuat semua cahaya terisolasi bersamaan. Sesuai namanya, ada bagian lain bernama kristal cair atau "liquid crystal".

Kristal cair disini adalah struktur yang mengubah setiap cahaya yang terpolarisasi tadi. Artinya, ketika cahaya mencapai titik polariser kedua yang diarahkan secara berlawanan dengan polariser pertama, maka semua cahaya akan terhalang. Ketika voltase masuk, kristal cair akan menyala, lalu mengubah persentase polarisasi cahaya yang menuju polariser kedua. Polariser kedua memungkinkan cahaya masuk dan terlihat oleh mata.

OLED

OLED (Organic Light Emitting Diode), meski memiiki nama yang mirip dengan LED, keduanya tidaklah sama. OLED adalah kepanjangan dari organic light emitting diode. Berbeda dengan LCD atau LED, OLED tidak memiliki polarisasi. Setiap cahaya piksel atau sub piksel warna merah, hijau, atau biru, akan menyala sendiri ketika voltase masuk ke molekul besar yang kompleks, yakni sebuah dioda pemancar cahaya organik. Warna yang dipancarkan dari panel OLED bergantung pada molekul, sedangkan cahaya bergantung pada voltase yang masuk. OLED dapat mencapai tingkat kecerahan HDR karena molekulnya mengeluarkan warna yang tepat tanpa harus disaring seperti LCD.

Untuk panel OLED, tidak perlu ada latar cahaya yang diblok seperti LCD, jadi tak perlu khawatir soal banyaknya cahaya yang masuk. Warna hitam akan sangat pekat dan warna lain akan tampak baik. Menariknya, OLED bersifat fleksibel, yang artinya potensi menemukannya di ponsel lipat mendatang sangat terbuka. Sayangnya, refresh rate atau frekuensi tampilan layar per detik panel OLED tidak pernah mencapai angka 90 Hz.

Refreash rate mirip dengan frame rate pada layar yang menampilkan jumlah gambar per detik. Itu berarti, panel OLED menampilkan kurang dari 90 kali gambar setiap detiknya. Padahal, semakin besar refreash rate, tampilan layar akan semakin smooth. Dari sisi harga, OLED terbilang lebih mahal dibanding LCD atau LED. Salah satunya dibuktikan dari banderol harga iPhone X, di mana setengahnya adalah harga komponen panel OLED. Molekul-molekul yang digunakan panel OLED relatif menurun lebih cepat dari waktu ke waktu. Khususnya untuk molekul warna biru, akan membuat layar kurang terang.

MicroLED (Perkembangan monitor selanjutnya)

Seiring berkembangnya waktu, teknologi panel pun berkembang. Salah satu yang disebut-sebut adalah microLED. MicroLED dikatakan serupa dengan OLED namun meninggalkan bagian organik dan potensi meningkatkan kontras cahaya, waktu respons, dan penggunaan energi yang melebihi panel standar LED.


CARA MENGETAHUI SPESIFIKASI MONITOR

Setiap monitor komputer, televisi, atau lainnya, memiliki spesifikasi ukuran yang bervariasi. Berikut dijelaskan cara mengetahui spesifikasi monitor:

1. Ukuran Tampilan (Viewable Size)


Ukuran tampilan merupakan ukuran diagonal (diukur dari sudut kiri atas ke sudut kanan bawah, atau diukur dari sudut kiri bawah ke sudut kanan atas) dari suatu monitor. 
Misalnya ukuran tampilan monitor LCD 17″ (inch), itu artinya ukuran diagonal layar tersebut (pojok kiri atas ke pojok kanan bawah, tidak termasuk casing monitor) adalah sepanjang 17 inchi. Contoh lain, Ukuran monitor LCD 15″ (inch), yang berarti ukuran diagonal layar tersebut (pojok kiri bawah ke pojok kanan atas) adalah 15 inchi. Ukuran tampilan monitor komputer atau laptop yang biasa dijumpai yaitu ukuran 11,6", 13", 14", 15″, 16″, 17″, 18.5″, 19″, 21″ dan lainnya.

Selain ukuran tampilan (viewable zise), terdapat beberapa ukuran lain yang merupakan spesifikasi dari suatu monitor. Berikut dijelaskan beberapa spesifikasi pada suatu monitor: 

2. Resolusi (Resolution)

Merupakan ukuran perbandingan pixel (banyaknya titik tampilan) antara panjang dan lebar/tinggi layar monitor. Monitor tabung (CRT) biasanya mempunyai ukuran 800×600, 1024×768 (ukuran standard) atau 1280×1024. Biasanya dengan perbandingan 4:3. Sedangkan untuk monitor LCD biasanya terdapat dua jenis yang satu memiliki ukuran yang sama dengan CRT, sedangkan satu lagi dengan istilah Wide Screen.
LCD Wide Screen ini biasanya mempunyai perbandingan panjang dan lebar adalah 16x9 atau 16:9. Resolusi yang umum biasa kita jumpai adalah : 1280×768, 1360×768, 1440×900, 1680×1050, 1920×1080, 1920×1200 dan 2560×1600.

3. Waktu Respon (Response Time)

Waktu terkecil (minimal) yang diperlukan untuk mengubah warna pixel dari hitam ke putih dan kembali ke hitam lagi (black to black), dan ada juga yang menggunakan metode abu-abu ke putih lalu ke abu-abu lagi (gray to gray). Nilai respond time ini dinyatakan dalam milisecond (ms / mili detik). Semakin kecil nilai response time, secara teori transisi gambar/warna akan semakin cepat dan cacat tampilan akan semakin kecil. Meskipun nilai dibawah 10ms perbedaannya tidak akan terlihat, karena terbatasnya kemampuan mata manusia.

4. Tingkat Penyegaran (Refresh Rate)

Jumlah gambar tiap detik yang ditampilkan monitor. Karena pixel di LCD monitor tidak menggunakan metoda hidup mati antara frame satu dengan lainnya (seperti yang digunakan di CRT Monitor), maka di LCD monitor saat ini, nilai refresh rate tidak akan begitu mempengaruhi tampilan. LCD bisa mempunyai refresh rate lebih dari 100 Hz. Sebagai perbandingan, televisi kita mempunyai refresh rate 25 Hz (artinya 25 gambar/frame tiap detik).
Berbeda dengan CRT (biasanya mempunyai refresh rate 60 Hz, 75 Hz atau 85 Hz), terkadang tampilan sering berkedip (flicker).

5. Sudut Pandang atau Arah Pandang (Viewing Angle atau Viewing Direction)

Merupakan nilai sudut maksimum dimana kita masih dapat melihat tampilan dengan baik. Misalnya Viewing angle sebesar 160 derajat, maka ketika kita melihat layar dari sudut kurang atau maksimal 160 derajat, tampilan masih terlihat dengan baik. Jika lebih dari itu, maka tampilan sudah tidak jelas lagi, kadang sebagian terlihat agak hitam.
Kalau CRT Monitor biasanya mempunyai sudut yang lebih tinggi, hampir dari 180 derajat kita masih dapat melihat tampilan dengan jelas tanpa perubahan.

6. Rasio Kontras (Contrast Ratio)

Merupakan perbandingan (rasio) intensitas dari kecerahan/warna putih (brightest) dan kegelapan/warna hitam (dark). Secara umum, semakin tinggi nilai Contrast Rasio akan semakin baik. Tetapi kadang produk yang satu dengan lainnya menggunakan metode yang berbeda, sehingga tidak mudah untuk dibandingkan.
Nilai contrast ratio bermacam-macam, misalnya : 20000:1, 10000:1, 5000:1, 2000:1, 700:1 dan lainnya.

7. Rasio Aspek (Aspect Ratio)

Perbandingan antara panjang dan lebar/tinggi monitor. Misalnya 4:3, 5:4, 16:9 atau 16:10. Untuk LCD Wide Screen akan mempunyai perbandingan 16:9 atau 16:10. Sedangkan untuk monitor CRT yang umum mempunyai perbandingan 4:3.
  • Jika panjang monitor 40,6 cm (16 inci) dan tinggi monitor 25,4 cm (10 inci), maka rasio aspek monitor adalah 16:10.
  • Jika panjang monitor 63,5 cm (25 inci) dan tinggi monitor 38,1 cm (15 inci), maka rasio aspek monitor adalah 25:15 atau 5:3.

8. Port Masukkan (Input Port)

Port merupakan jenis/tipe koneksi kabel yang digunakan, misalnya DVI, VGA, S-Video, HDMI, dan lainnya. Untuk CRT Monitor biasanya menggunakan port VGA.
Ketika membeli VGA (kartu grafis) yang hanya mempunyai port DVI, biasanya juga disertakan tambahan koneksi VGA to DVI atau DVI to VGA agar tetap kompatibel dengan port yang ada.


07 Maret 2023

Daftar Nama Tarian Tradisional di Indonesia



Indonesia memiliki keragaman suku dengan kebudayaan masing-masing. Salah satu bentuk kebudayaan dari berbagai suku di Indonesia adalah tarian tradisional.


Berikut adalah daftar nama tarian tradisional di Indonesia dari 38 provinsi:


1. Tari Saman, Aceh

Tari saman berasal dari Aceh Tenggara. Tarian tradisional ini khas dengan posisi duduk dan gerak tepukan ke dada, pundak, paha, dan tangan

Sambil duduk, penari juga duduk meliuk dengan bertumpu pada lutut. Keserempakan dan kecepatan tepukan penari menjadi daya tarik tari tradisonal Aceh yang hanya diiringi gendang rampak dan suara tepukan tangan ini.


2. Tari Tor-Tor, Sumatera Utara

Tari tor-tor berasal dari Sumatera Utara. Tari tradisional ini semula dikaitkan dengan ritual dan roh, sehingga dipentaskan ketika ada anggota keluarga yang meninggal

Kini, tari tor-tor menjadi tari tradisional yang kerap dipentaskan di beragam acara di Sumatera Utara.


3. Tari Piring, Sumatera Barat

Tari piring berasal dari orang Minangkabau di Sumatera Barat. Tari ini semula merupakan bentuk syukur atas hasil panen, ketika warga setempat memeluk agama Hindu, 

Kelak, masuknya agama Islam membuat tari piring berfungsi sebagai bentuk hiburan dan persembahan bagi tamu dan masyarakat.


4. Tari Tanggai, Sumatera Selatan

Tari tanggai adalah tarian tradisional Sumatera Selatan. Tari tanggai berfungsi sebagai tari persembahan bagi tamu undangan. Gerak tangan yang lentur menunjukkan rasa terima kasih atas kedatangannya.Tarian tradisional ini diiringi lagu Gending Sriwijaya.


5. Tari Andun, Bengkulu

Tarian andun adalah tari tradisional Bengkulu yang dibawakan saat pesta pernikahan. Tari ini berfungsi sebagai wadah perkenalan muda-mudi dengan iringan kulintang


6. Tari Zapin, Riau

Tari zapin merupakan tarian tradisional di Riau yang berasal dari budaya Arab dan Melayu. Tari berpasangan ini berfungsi sebagai hiburan


7. Tari Malemang, Kepulauan Riau

Tarian malemang berasal dari Kepulauan Riau. Wilayah asal bahasa Indonesia ini diperkirakan sudah mengenal tari malemang sejak abad ke-12.

Di Kepulauan Riau, tari malemang semula merupakan persembahan bagi raja yang beristirahat. Setelah kerajaan runtuh, tari malemang berubah fungsi menjadi hiburan rakyat.


8. Tari Sekapur Sirih, Jambi

Tari sekapur sirih adalah tarian tradisional asal Jambi. Seperti judulnya, tari ini berfungsi sebagai persembahan dan penyambutan tamu penting.

Tari sekapur sirih umumnya dibawakan penari perempuan dan laki-laki, dengan di antaranya bertugas sebagai pengawal dan pembawa payung.


9. Tari Campak, Bangka Belitung

Tari campak adalah tarian tradisional asal Bangka Belitung yang berisi berbalas pantun. Tari ini berfungsi sebagai hiburan penyambutan tamu, pernikahan, rupa suka cita anak muda, dan rasa syukur atas hasil panen.


10. Tari Sembah, Lampung

Tari sembah adalah tarian tradisional asal Lampung. Tari yang dikenal juga dengan sebutan tari sigeh pengunten ini dibawakan sebagai bentuk sambutan dan penghormatan kepada tamu.


11. Tari Cokek, Banten

Tari cokek adalah tarian tradisional Banten yang didampingi dengan permainan pencak silat oleh laki-laki. Gerakan penarinya sendiri perlahan-lahan dan dibawakan perempuan.

Konon, sebutan cokek berasal dari nama Tan Sio Kek, orang yang memperkenalkan tarian ini pertama kali.


12. Tari Blantek, Jakarta

Tari tradisional Betawi ini merupakan bagian lenong, teater rakyat khas Betawi. Semula, tari blantek dibawakan di awal tarian. Kini, tari blantek juga jadi bentuk hiburan


13. Tari Jaipong, Jawa Barat

Tari jaipong adalah tarian tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Tari jaipong memadukan gerakan tari ketuk tilu, tari ronggeng, dan gerakan pencak silat.


14. Tari Gambyong, Jawa Tengah

Tari gambyong semula dibawakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen melimpah. Para penari gambyong menjadi representasi dewi padi atau Dewi Sri.


15. Tari Serimpi, Yogyakarta

Tari serimpi adalah tari tradisional dengan penari yang mewakili air, api, angin, dan tanah, serta empat penjuru mata angin. Tari sakral ini dipentaskan di lingkungan keraton.


16. Tari Reog Ponorogo, Jawa Timur

Tari reog Ponorogo merupakan salah satu tarian tradisional dari Ponorogo Jawa Timur. Tari ini mengisahkan bagaimana Ki Ajeng Mutu melawan Raja Kertabhumi dan seisi kerajaannya


17. Tari Kecak, Bali

Tari kecak adalah tari tradisional yang semula merupakan bagian prosesi keagamaan Hindu di Bali. Salah satu penari akan menjadi media komunikasi dengan dewa dan pengusir roh jahat.

Seiring waktu, tari kecak digabungkan dengan pertunjukan teater yang menggambarkan kisah Ramayana lewat gerak tari. Uniknya, tidak ada instrumen alat musik yang mengiringi tari ini, melainkan bunyi dari suara penarinya sendiri.


18. Tari Caci, Nusa Tenggara Timur

Tari caci adalah tari tradisional NTT yang merupakan tari perang yang menggambarkan laga bersenjata cambuk dan perisai


19. Tari Mpaa Lenggo, NTB

Tari tradisional NTB ini berfungsi sebagai penyambutan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tari ini juga menjadi pembukaan upacara pernikahan maupun khitanan keluarga raja.


20. Tari Monong, Kalimantan Barat

Tari monong adalah tarian tradisional Kalimantan Barat yang semula berfungsi sebagai tolak bala atau penyembuhan. Kini, tari monong juga dipentaskan secara umum.


21. Tari Burung Enggang, Kalimantan Timur

Tari burung enggang berasal dari Suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur. Dalam kepercayaannya, burung enggang yang turun dari langit merupakan nenek moyang yang patut dimuliakan.

Uniknya, setiap penari tarian tradisional ini memegang bulu burung enggang


22. Tari Magunatip, Kalimantan Utara

Tarian magunatip berasal dari Tarakan dan Malinau, Kalimantan Utara. Semula, tari tradisional ini berfungsi untuk melatih ketangkasan kaki dalam melompat dan menghindari rintangan. Kini, tari magunatip menjadi pertunjukan hiburan bagi muda-mudi.


23. Tari Baksa Kembang, Kalimantan Selatan

Tari baksa kembang berasal dari Keraton Banjar, Kalimantan Selatan. Tari ini berfungsi dalam penyambutan tamu penting. Penarinya sendiri umumnya adalah putri-putri Keraton Banjar yang juga bertugas memberikan untaian bunga


24. Tari Mandau Talawang, Kalimantan Tengah

Tarian tradisional ini menggunakan properti mandau atau talawang (perisai). Tari mandau talawang dipersembahkan saat prosesi penerimaan tamu maupun upacara adat


25. Tari Bamba Manurung, Sulawesi Barat

Tari bamba manurung berasal dari Mamuju, Sulawesi Barat. Gadis-gadis penari memegang kipas untuk menarikan tari tradisional ini di pesta-pesta adat Mamuju.


26. Tari Dana-dana, Gorontalo

Tari dana-dana adalah tari tradisional yang berkembang di Gorontalo. Tari ini merupakan tari pergaulan remaja


27. Tari Dero, Sulawesi Tengah

Tarian tradisional ini berasal dari Poso, Sulawesi Tengah. Penari perempuan dan laki-laki membentuk lingkaran dan berpegangan tangan, lalu menari dengan iringan lagu, pantun, gendang, dan gong.


28. Tari Pakarena, Sulawesi Selatan

Tarian tradisional ini berkembang pesat di masa pemerintahan Sultan Hasanuddin dan Raja Gowa ke-16 di Makassar, Sulawesi Selatan. Tari pakarena menceritakan tentang perpisahan dunia kayangan dan bumi.


29. Tari Dinggu, Sulawesi Tenggara

Tarian tradisional dari Sulawesi Tenggara ini berfungsi sebagai tarian hiburan yang mewakili semangat gotong royong menumbuk padi. Gerak alu pada lesung mewarnai tarian ini.


30. Tari Kabasaran, Sulawesi Utara

Tari kabasaran berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Tari ini semula merupakan tari perang yang menggambarkan sosok prajurit berpakaian merah, garang, dan tengah berkelahi dengan iringan tambur.


31. Tari Cakalele, Maluku

Tari cakalele merupakan tari tradisional yang menggambarkan perang perjuangan rakyat Maluku dalam membela kebenaran dan melawan penjajah.


32. Tari Cakalele atau Tari Perang, Maluku Utara

Tarian tradisional ini berfungsi sebagai wujud penyerangan dan perlindungan saat perang. Tari Cakalele sendiri ini berlatar belakang tentang cerita perang pada zaman penjajahan untuk merebutkan wilayah-wilayah kekuasaan Sultan di Maluku Utara

Tari Cakalele merupakan tarian perang tradisional yang digunakan untuk menyambut tamu atau dalam perayaan adat di Maluku Utara

Penari akan bergerak dengan bersemangat, mata melotot, melompat, dan berteriak-teriak seperti kesurupan. Penampilan yang tampak menyeramkan itu sebenarnya merupakan bentuk ekspresi untuk memunculkan aura perang, karena itulah tarian ini juga dikenal sebagai tarian perang.


33. Tari Suanggi, Papua Barat

Tarian suanggi merupakan tari tradisional yang menceritakan suasana magis. Tari ini berawal dari kisah pasangan yang ditinggal karena mengalami fenomena supranatural.


34. Tari Pangkur Sagu, Papua

Tarian pangkur sagu merupakan tari tradisional Papua yang menceritakan tentang mata pencaharian masyarakat dengan membuat mengolah sagu. Tari ini bentuk syukur dan kebersamaan yang diperlihatkan pada Tuhan


35. Papua Timur, (36) Papua Pegunungan, (37) Papua Barat Daya, dan (38) Papua Selatan

Berikut sejumlah tari tradisional di wilayah yang kini berkembang jadi Papua Timur, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan:

a. Tari Yospan

Tarian tradisional ini merupakan tari pergaulan laki-laki dan perempuan yang dibawakan di acara adat dan penyambutan

b. Tari Afaitaneng

Tari afaitaneng merupakan tari perayaan yang menggambarkan kemenagan melawan musuh dengan panah. Tari ini dibawakan selama semalam suntuk pada sore atau malam hari sesudah perang.

c. Tari Aniri

Tari aniri menggambarkan pembebasan seseorang dari belenggu. Semula, tari ini dihubungkan dengan dimensi dunia lain dan maknanya sebagai terbebas dari gangguan setan.

d. Tari Antoroni

Tari antoroni merupakan tari tradisional Papua laki-laki dan perempuan dengan properti antoroni (obor), umbee (parang), afai atau ato (busur dan panah), rawangguai (piring), dan neina nunggamiai nuntarai (rangka tengkorak manusia). Tari tradisional ini diiringi alunan tikainotu, tifa, dan atau tabura.


Daftar Nama Senjata Tradisional di Indonesia


Indonesia memiliki keragaman suku dengan kebudayaan masing-masing. Salah satu bentuk kebudayaan dari berbagai suku di Indonesia adalah senjata adat atau senjata tradisional.

Berikut adalah daftar nama senjata tradisional di Indonesia dari 38 provinsi:

  1. Senjata tradisional Provinsi Aceh: rencong, siwaih, sikin panyang atau pedang, dan kliwang
  2. Senjata tradisional Provinsi Sumatera Utara: pisau surit, panalun dan hujur
  3. Senjata tradisional Provinsi Sumatera Barat: karih dan sumpritan
  4. Senjata tradisional Provinsi Riau: pedang jenawi
  5. Senjata tradisional Provinsi Kepulauan Riau: badik tumbuk lada
  6. Senjata tradisional Provinsi Bengkulu: kerambit
  7. Senjata tradisional Provinsi Jambi: tombak mata panah
  8. Senjata tradisional Provinsi Lampung: tombak atau payan
  9. Senjata tradisional Provinsi Sumatera Selatan: siwar
  10. Senjata tradisional Provinsi Bangka Belitung: parang
  11. Senjata tradisional Provinsi Banten: golok ciomas, bedog
  12. Senjata tradisional Provinsi DKI Jakarta: golok, badik cangkingan
  13. Senjata tradisional Provinsi Jawa Barat: kujang
  14. Senjata tradisional Provinsi Jawa Tengah: keris dan tombak
  15. Senjata tradisional Provinsi DI Yogyakarta: keris dan tombak
  16. Senjata tradisional Provinsi Jawa Timur: celurit, keris dan tombak
  17. Senjata tradisional Provinsi Kalimantan Barat: mandau dan dohak
  18. Senjata tradisional Provinsi Kalimantan Timur: sumpit
  19. Senjata tradisional Provinsi Kalimantan Selatan: keris bujak beliung
  20. Senjata tradisional Provinsi Kalimantan Tengah: dohong
  21. Senjata tradisional Provinsi Kalimantan Utara: mandau
  22. Senjata tradisional Provinsi Gorontalo: wamilo dan badik
  23. Senjata Tradisional dari Provinsi Sulawesi Barat: badik, tombak dan tappi
  24. Senjata tradisional Provinsi Sulawesi Tengah: parang, pasatimpo dan kalanda
  25. Senjata tradisional Provinsi Sulawesi Utara: keris, tombak dan peda
  26. Senjata tradisional Provinsi Sulawesi Tenggara: keris, lembing dan sumpit
  27. Senjata tradisional Provinsi Sulawesi Selatan: badik, pisai dan parang
  28. Senjata tradisional Provinsi Bali: keris tayuhan
  29. Senjata tradisional Provinsi Nusa Tenggara Timur: sundu dan klewang
  30. Senjata tradisional Provinsi Nusa Tenggara Barat: sampari, sondi dan keris
  31. Senjata tradisional Provinsi Maluku: Parang dan Salawaku
  32. Senjata tradisional Provinsi Maluku Utara: parang, salawaku, dan tombak
  33. Senjata tradisional Provinsi Papua: Pisau belati
  34. Senjata tradisional Provinsi Papua Barat: jee jugum (kapak)
  35. Senjata tradisional Provinsi Papua Pegunungan: busur dan panah
  36. Senjata tradisional Provinsi Papua Selatan: kapak batu, pisau tusuk, tombak, dan panah
  37. Senjata tradisional Provinsi Provinsi Papua Tengah: busur dan panah
  38. Senjata tradisional Provinsi Papua Barat: tombak


Daftar Nama Pakaian Adat di Indonesia



Indonesia memiliki keragaman suku dengan kebudayaan masing-masing. Salah satu bentuk kebudayaan dari berbagai suku di Indonesia adalah pakaian adat.

Berikut adalah daftar nama pakaian adat di Indonesia dari 38 provinsi:
  1. Pakaian adat Provinsi Aceh: Ulee Balang
  2. Pakaian adat Provinsi Sumatera Utara: Ulos
  3. Pakaian adat Provinsi Sumatera Barat: Bundo Kanduang
  4. Pakaian adat Provinsi Riau: Teluk Belanga, Kebaya Laboh
  5. Pakaian adat Provinsi Kepulauan Riau: Teluk Belanga, Kebaya Laboh
  6. Pakaian adat Provinsi Bengkulu: Rejang Lebong
  7. Pakaian adat Provinsi Jambi: Baju Kurung Tanggung
  8. Pakaian adat Provinsi Lampung: Tulang Bawang
  9. Pakaian adat Provinsi Sumatera Selatan: Aesan Gede
  10. Pakaian adat Provinsi Bangka Belitung: Paksian
  11. Pakaian adat Provinsi Banten: Baju Pangsi
  12. Pakaian adat Provinsi DKI Jakarta: Kebaya Encim, Sadariah
  13. Pakaian adat Provinsi Jawa Barat: Pakaian Adat Bedahan, Kebaya Sunda
  14. Pakaian adat Provinsi Jawa Tengah: Kebaya Jawa
  15. Pakaian adat Provinsi DI Yogyakarta: Kebaya Ksatrian
  16. Pakaian adat Provinsi Jawa Timur: Pesa’an
  17. Pakaian adat Provinsi Kalimantan Barat: King Baba dan King Tompang
  18. Pakaian adat Provinsi Kalimantan Timur: Pakaian Adat Kustin
  19. Pakaian adat Provinsi Kalimantan Selatan: Babaju Kun Galung Pacinan
  20. Pakaian adat Provinsi Kalimantan Tengah: Sangkarut
  21. Pakaian adat Provinsi Kalimantan Utara: Ta'a dan Sapei Sapaq
  22. Pakaian adat Provinsi Gorontalo: Biliu dan Makuta
  23. Pakaian adat Provinsi Sulawesi Barat: Pattuqduq Towaine
  24. Pakaian adat Provinsi Sulawesi Tengah: Baju Nggembe
  25. Pakaian adat Provinsi Sulawesi Utara: Laku Tepu
  26. Pakaian adat Provinsi Sulawesi Tenggara: Kinawo, Babu Nggawi
  27. Pakaian adat Provinsi Sulawesi Selatan: Baju Bodo, Baju Pokko
  28. Pakaian adat Provinsi Bali: Pakaian Adat Payas Agung
  29. Pakaian adat Provinsi Nusa Tenggara Timur: Pakaian Suku Sabu
  30. Pakaian adat Provinsi Nusa Tenggara Barat: Pakaian Adat Lambung
  31. Pakaian adat Provinsi Maluku: Baju Cele
  32. Pakaian adat Provinsi Maluku Utara: Manteren Lamo
  33. Pakaian adat Provinsi Papua: Koteka atau Holim
  34. Pakaian adat Provinsi Papua Barat: Pakaian Adat Ewer
  35. Pakaian adat Provinsi Papua Pegunungan: Koteka atau Holim
  36. Pakaian adat Provinsi Papua Selatan: Pummi
  37. Pakaian adat Provinsi Provinsi Papua Tengah: Koteka atau Holim
  38. Pakaian adat Provinsi Papua Barat Daya: Boe, kuli bia, topi kasuari, dan kalung mainik-manik


Daftar Nama Rumah Adat di Indonesia



Indonesia memiliki keragaman suku dengan kebudayaan masing-masing. Salah satu bentuk kebudayaan dari berbagai suku di Indonesia adalah rumah adat.

Berikut adalah daftar nama rumah adat di Indonesia dari 38 provinsi:

  1. Rumah adat Provinsi Aceh: Krong Bade 
  2. Rumah adat Provinsi Sumatera Utara: Bolon
  3. Rumah adat Provinsi Sumatera Barat: Gadang
  4. Rumah adat Provinsi Riau: Selaso Jatuh Kembar
  5. Rumah adat Provinsi Kepulauan Riau: Belah Bubung
  6. Rumah adat Provinsi Bengkulu: Bubungan Lima
  7. Rumah adat Provinsi Jambi: Kajang Lako
  8. Rumah adat Provinsi Lampung: Nuwou Sesat
  9. Rumah adat Provinsi Sumatera Selatan: Rumah Limas
  10. Rumah adat Provinsi Bangka Belitung: Rumah Rakit
  11. Rumah adat Provinsi Banten: Sulah Nyanda
  12. Rumah adat Provinsi DKI Jakarta: Rumah Kebaya
  13. Rumah adat Provinsi Jawa Barat: Rumah Jolopong
  14. Rumah adat Provinsi Jawa Tengah: Rumah Joglo
  15. Rumah adat Provinsi DI Yogyakarta: Rumah Joglo
  16. Rumah adat Provinsi Jawa Timur: Rumah Joglo
  17. Rumah adat Provinsi Kalimantan Barat: Rumah Panjang
  18. Rumah adat Provinsi Kalimantan Timur: Rumah Lamin
  19. Rumah adat Provinsi Kalimantan Selatan: Rumah Bubungan Tinggi
  20. Rumah adat Provinsi Kalimantan Tengah: Rumah Betang
  21. Rumah adat Provinsi Kalimantan Utara: Rumah Baloy
  22. Rumah adat Provinsi Gorontalo: Rumah Dulohupa
  23. Rumah adat Provinsi Sulawesi Barat: Rumah Boyang
  24. Rumah adat Provinsi Sulawesi Tengah: Rumah Souraja
  25. Rumah adat Provinsi Sulawesi Utara: Rumah Walewangko
  26. Rumah adat Provinsi Sulawesi Tenggara: Rumah Buton
  27. Rumah adat Provinsi Sulawesi Selatan: Tongkonan
  28. Rumah adat Provinsi Bali: Gapura Candi Bentar
  29. Rumah adat Provinsi Nusa Tenggara Timur: Rumah Musalaki
  30. Rumah adat Provinsi Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka
  31. Rumah adat Provinsi Maluku: Baileo
  32. Rumah adat Provinsi Maluku Utara: Rumah Sasadu
  33. Rumah adat Provinsi Papua: Rumah Kariwari
  34. Rumah adat Provinsi Papua Barat: Mod Aki Aksa
  35. Rumah adat Provinsi Papua Pegunungan Tengah: Rumah Honai
  36. Rumah adat Provinsi Papua Selatan: Rumah Jew
  37. Rumah adat Provinsi Papua Tengah: Rumah Karapao
  38. Rumah adat Provinsi Papua Barat Daya: Kambik

05 Maret 2023

Standarisasi Zona Waktu Indonesia dengan UTC

Standarisasi Zona Waktu Indonesia dengan UTC




Zona waktu jam dunia berbeda-beda sesuai dengan perputaran Bumi. Para ilmuwan mengamati pergerakan bumi dan membuat peta zona waktu untuk seluruh wilayah di dunia sejak akhir abad ke-18.

Bumi bergerak sekitar 15 derajat dalam waktu 60 menit ketika berputar pada porosnya. Bumi yang kita tempati ini akan menyelesaikan satu rotasi penuh yaitu 360 derajat dalam waktu sekitar 24 jam. Dari sini para ilmuan membagi wilayah di dunia menjadi 24 bagian zona waktu.

Sejak Tahun 1884 telah digunakan sistem pengaturan perbedaan waktu pada negara-negara di dunia yang didasarkan pada letak geografis. Sistem tersebut dinamakan Greenwich Mean Time (GMT).

Greenwich Mean Time (GMT) merupakan rujukan jam dunia yang didasarkan kepada jam matahari yang terdapat di Kota Greenwich, Inggris. Namun jam matahari tersebut sudah tidak lagi dijadikan patokan waktu sejak Tahun 1972.

Jam atom digunakan untuk menggantikan jam matahari sebagai patokan waktu jam dunia karena dinilai lebih stabil. Rujukan zona waktu internasional saat ini menggunakan jam atom sebagai patokan untuk keseragaman detik secara internasional.

Dengan demikian, rujukan waktu internasional tidak lagi menggunakan GMT, melainkan menggunakan Universal Time Coordinated (UTC).

Universal Time Coordinated (UTC) adalah zona waktu yang dihitung berdasarkan standar jam atom. UTC disebut juga zona waktu standar yang mendukung format 24 jam dengan keakuratan antara jam atom dengan rotasi bumi.

Pembagian waktu di beberapa wilayah menggunakan format UTC misalnya di London, Inggris. Zona waktu di London adalah UTC+00, artinya jam di London sama dengan jam Universal Time Coordinated (UTC). Jadi jika jam UTC menunjukkan angka 12.00, maka di London pun jam 12.00.

Contoh lain pembagian waktu menggunakan format UTC antara lain Paris Perancis UTC+1, Tokyo Jepang UTC+9, Seoul Korea Selatan UTC+9, dan Riyadh Saudi Arabia UTC+3. Contoh lainnya, misalnya Ottawa Kanada UTC-5, artinya jika jam UTC menunjukkan angka 12.00, maka di Ottawa Kanada jam 07.00.

Selain GMT dan UTC, terdapat zona waktu khusus yang digunakan oleh beberapa negara seperti PST (Pacific Standard Time) dan DST (Daylight Saving Time). Di Indonesia sendiri, sampai saat ini masih terbagi ke dalam tiga zona waktu yang berbeda yaitu WIB, WITA, dan WIT.
Perbedaan Waktu di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas dari timur ke barat dan dilalui oleh garis khatulistiwa. Secara astronomis, letak Indonesia adalah di posisi 96 derajat Bujur Timur (BT) sampai 141 derajat Bujur Timur (BT).

Perbedaan waktu di Indonesia diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1987 Tentang Pembagian Wilayah Republik Indonesia. Keputusan Presiden tersebut menyampaikan bahwa wilayah Republik Indonesia dibagi ke dalam tiga zona (wilayah) waktu yang berbeda.
Pembagian tiga zona waktu dengan wilayah-wilayah tersebut mulai berlaku sejak 1 Januari 1988 berdasarkan Keputusan Presiden No. 41 tahun 1987

Tiga zona waktu di Indonesia, antara lain:

1. Waktu Indonesia Barat (WIB)

Waktu Indonesia Barat (WIB) meliputi wilayah yang terletak pada sepanjang garis 105 derajat BT. Dalam zona waktu jam dunia, waktu Indonesia bagian barat setara dengan zona waktu internasional UTC+7 dan GMT+7.

Wilayah Indonesia yang memiliki zona waktu WIB yakni seluruh provinsi di Pulau Sumatera, seluruh provinsi di Pulau Jawa, serta Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Dalam peta dapat dilihat bahwa wilayah tersebut berada di Indonesia bagian barat.

Pembagian Wilayah berdasarkan zona waktu WIB (UTC+07:00) adalah:
  1. Aceh
  2. Sumatra Utara
  3. Sumatra Barat
  4. Riau
  5. Kepulauan Riau
  6. Kepulauan Bangka Belitung
  7. Jambi
  8. Bengkulu
  9. Sumatra Selatan
  10. Lampung
  11. Banten
  12. Daerah Khusus Ibukota Jakarta
  13. Jawa Barat
  14. Jawa Tengah
  15. Daerah Istimewa Yogyakarta
  16. Jawa Timur
  17. Kalimantan Barat
  18. Kalimantan Tengah

2. Waktu Indonesia Tengah (WITA)

Perbedaan waktu di Indonesia masing-masing selisih satu jam. Jika WIB setara dengan zona waktu internasional UTC+7 dan GMT+7, maka Waktu Indonesia Tengah (WITA) sama dengan zona waktu internasional UTC+8 dan GMT+8.

Wilayah yang termasuk zona waktu WITA adalah yang terletak sepanjang garis bujur 120 derajat Bujur Timur (BT). Wilayah tersebut antara lain Provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, serta seluruh provinsi yang berada di Pulau Sulawesi.

Pembagian Wilayah berdasarkan zona waktu WITA (UTC+08:00) adalah:
  1. Kalimantan Selatan
  2. Kalimantan Timur
  3. Kalimantan Utara
  4. Ibukota Negara Nusantara
  5. Bali
  6. Nusa Tenggara Barat
  7. Nusa Tenggara Timur
  8. Sulawesi Utara
  9. Gorontalo
  10. Sulawesi Tengah
  11. Sulawesi Barat
  12. Sulawesi Selatan
  13. Sulawesi Tenggara

    3. Waktu Indonesia Timur (WIT)

    Wilayah di Indonesia yang termasuk zona waktu Waktu Indonesia Timur (WIT) antara lain Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Wilayah tersebut terletak di sepanjang garis bujur 135 derajat Bujur Timur (BT). Zona waktu WIT setara dengan zona waktu internasional UTC+9 dan GMT+9.

    Pembagian Wilayah berdasarkan zona waktu WIT (UTC+09:00) adalah:
    1. Maluku
    2. Maluku Utara
    3. Papua
    4. Papua Barat
    5. Papua Selatan
    6. Papua Tengah
    7. Papua Pegunungan
    8. Papua Barat Daya

      Ketika membuat janji virtual meeting atau deadline pengiriman laporan dengan relasi di wilayah dengan zona waktu berbeda, anda perlu memperhatikan selisih perbedaan waktu tersebut. Jangan sampai anda ketinggalan agenda penting karena salah menghitung waktu.